Kompas TV internasional kompas dunia

Moderna Klaim Dosis Penguat Vaksin Covid-19 Mereka Efektif Hajar Varian Omicron

Kompas.tv - 20 Desember 2021, 23:00 WIB
moderna-klaim-dosis-penguat-vaksin-covid-19-mereka-efektif-hajar-varian-omicron
Moderna hari Senin, 20 Desember 2021 mengatakan dua dosis vaksinnya menghasilkan antibodi penetral pada tingkat rendah terhadap varian Omicron, tetapi booster atau suntikan ketiga berdosis 50 mikrogram akan meningkatkan antibodi penetral terhadap varian sebanyak 37 kali lipat. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

NEW YORK, KOMPAS.TV - Moderna mengeklaim uji coba laboratorium menunjukkan dosis booster vaksin Covid-19 miliknya tampaknya bisa melindungi dari virus Covid-19 varian Omicron. 

Oleh karena itu, vaksin versi mereka saat ini akan terus digunakan Moderna sebagai garis pertahanan pertama melawan Omicron, demikian dilansir dari Straits Times, Senin (20/12/2021).

Moderna mengatakan keputusan untuk fokus pada vaksin saat ini, mRNA-1273, sebagian didorong oleh seberapa cepat varian Omicron menyebar.

Moderna juga masih berencana mengembangkan vaksin khusus untuk melindungi dari Omicron, yang diharapkan maju ke tahap uji klinis awal tahun depan.

"Apa yang kami miliki saat ini adalah 1273," kata Dr Paul Burton, kepala petugas medis Moderna, merujuk pada nama vaksin Covid-19 mereka dalam sebuah wawancara.

"Ini (mRNA-1273) sangat efektif, dan sangat aman. Saya pikir itu akan melindungi orang-orang selama masa liburan yang akan datang dan selama bulan-bulan musim dingin ini, ketika kita akan melihat tekanan paling parah dari Omicron."

Moderna mengatakan dua dosis vaksinnya menghasilkan antibodi penetral tingkat rendah terhadap varian Omicron, tetapi booster atau suntikan ketiga berdosis 50 mikrogram akan meningkatkan antibodi penetral terhadap varian sebanyak 37 kali lipat.

Dosis penguat 100mcg, yang lebih tinggi dari vaksin yang sama akan mendorong tingkat antibodi lebih tinggi, yaitu lebih dari 80 kali tingkat pra-peningkatan.

Data yang belum ditinjau oleh rekan sejawat itu menguji darah dari orang-orang yang telah menerima vaksin Covid-19 melawan pseudovirus, atau virus yang direkayasa agar menyerupai varian Omicron. Hal ini mirip dengan data yang baru-baru ini dibahas oleh pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci.

Baca Juga: Menkes Budi: Semua Kasus Omicron di Indonesia Masuk dari Luar Negeri

Badan pengawas obat-obatan Uni Eropa hari Kamis, (09/12/2021) mengatakan Covid-19 varian Omicron mungkin hanya menyebabkan gejala yang lebih ringan, sementara WHO peringatkan negara kaya tidak timbun vaksin. (Sumber: France24 via AFP)

Dr Burton mengatakan, terserah kepada pemerintah Amerika Serikat dan regulator untuk mengukur apakah pemerintah membutuhkan peningkatan perlindungan yang mungkin diberikan oleh dosis 100mcg vaksin Covid-19 buatan Moderna.

Dosis 100mcg suntikan ketiga, menurut Moderna, umumnya aman dan dapat ditoleransi dengan baik, meskipun ada kecenderungan reaksi merugikan yang bisa terjadi sedikit lebih sering.

Moderna juga menguji keefektifan vaksin mereka dibandingkan dengan prototipe vaksin booster yang menargetkan beberapa variant of concern sebelumnya, dan mengatakan hasilnya serupa.

Regulator obat-obatan Amerika Serikat mengesahkan booster 50mcg vaksin Moderna pada bulan Oktober. Dua suntikan pertama vaksin Moderna keduanya berdosis 100mcg.

Baik vaksin Moderna maupun Pfizer-BioNTech ditengarai terkait kasus peradangan jantung yang jarang terjadi, terutama pada pria muda. Beberapa penelitian menunjukkan vaksin Moderna cenderung menyebabkan peradangan jantung pada tingkat yang lebih tinggi.

Omicron, varian yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi bulan lalu di Afrika selatan, menyebar ke seluruh dunia dan dilaporkan di 89 negara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sabtu (17/12/2021).

Dikatakan jumlah kasus Omicron berlipat ganda dalam 1,5 hingga tiga hari di daerah dengan penularan komunitas, tetapi tercatat masih banyak yang tidak diketahui tentang varian tersebut, termasuk tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.

 



Sumber : Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x