Kompas TV regional peristiwa

Viral Warung Tengkleng Bu Harsi di Solo Patok Harga Mahal, Paguyuban PKL Beri Edukasi

Kompas.tv - 8 Desember 2021, 13:47 WIB
viral-warung-tengkleng-bu-harsi-di-solo-patok-harga-mahal-paguyuban-pkl-beri-edukasi
Warung Tengkleng Bu Harsi viral di media sosial karena dianggap mematok harga terlalu mahal dan berbeda dari daftar harga menu. (Sumber: Kompas.com/LABIB ZAMANI))
Penulis : Dian Nita | Editor : Purwanto

SOLO, KOMPAS.TV - Warung Tengkleng Bu Harsi yang terletak di Solo Baru tengah viral di media sosial karena dianggap mematok harga yang tidak wajar. Dalam ulasan di Google, tempat makan tersebut juga disebut terlalu mahal.

Menurut pernyataan Bu Harsi, pemilik warung tengkleng tersebut, harga yang dipatok sesuai dengan pesanan pembeli. 

Harsi mengklaim, harga mahal itu karena pembeli meminta tambahan daging sehingga uang yang harus dibayar tidak sesuai dengan harga yang tertera di spanduk.

"Kalau pengunjung mintanya kepala komplet ya harganya memang Rp150 ribu," ujar Harsi dikutip dari TribunSolo, Rabu (8/12/2021).

Baca Juga: PMI Solo Terjunkan Sukarelawan dan Dokter Bantu Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru

Diketahui di depan Warung Tengkleng Harsi tertulis porsi kecil seharga Rp15.000 sedangkan porsi jumbo Rp30.000.

Mendapat banyak kritikan karena mematok harga mahal, Pedagang Kaki Lima (PKL) lainnya juga sempat mengeluh takut terimbas.

Oleh karena itu, Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Solo Baru, Sudarsi memeriksa langsung ke lokasi Warung Tengkleng Harsi.

Menurut Sudarsi, permasalahan yang ada dipicu oleh miskomunikasi antara penjual dan pembeli.

Pembeli yang baru pertama kali datang menganggap harga yang tertera di depan warung merupakan harga tetap.

Akan tetapi, Bu Harsi kerap memberikan porsi jumbo yang tak tertera di daftar harga sehingga membuat pembeli kaget dengan harga mahal.

"Permasalahannya ternyata si ibu ini tidak menanyai dulu pelanggan itu maunya porsi yang bagaimana, pas pesan langsung dibuatkan yang komplet ada pipi, otak dan lainnya, Ya benar jadi mahal," tutur Sudarsi mengutip Kompas.com.

Baca Juga: Kronologi Bus Terbakar di Tol Ungaran-Solo, 30 Orang Selamat

"Permasalahan ini sebenarnya sudah lama, sudah 13 tahun yang lalu terjadi. Banyak PKL lain yang juga mengeluhkan karena takut kena imbasnya juga," lanjutnya.

Sudarsi akhirnya mengedukasi Bu Harsi dengan meminta untuk menanyakan dulu porsi yang hendak dipesan pembeli.

Bu Harsi juga diminta melepas spanduk harga dan menggantinya dengan yang baru sesuai dengan harga yang berlaku.

Selain itu, Sudarsi juga meminta Bu Harsi memperhatikan kebersihan warung dan saat penyajian makanannya.

"Pakaiannya juga harus bersih, tidak seperti ini. Kami juga akan belikan sarung tangan plastik agar lebih higienis," ucap Sudarsi.



Sumber : Tribunnews.com, Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x