Kompas TV bisnis bumn

Dirut Baru PLN Pernah Jadi Caleg PDIP, YLKI: Yang Utama Kepentingan Konsumen

Kompas.tv - 7 Desember 2021, 14:22 WIB
dirut-baru-pln-pernah-jadi-caleg-pdip-ylki-yang-utama-kepentingan-konsumen
Dirut PLN Darmawan Prasodjo bersama Menteri BUMN Erick Thohir usai RUPS PLN (6/12/2021). (Sumber: PLN)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Perusahaan Listrik Negara atau PLN kini punya nahkoda baru. Adalah Darmawan Prasodjo yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN, naik jabatan menjadi direktur utama menggantikan Zulkifli Zaini.

Terlepas dari latar belakangnya yang menekuni Ilmu Komputer hingga program doktoral di Amerika Serikat, Darmawan ternyata sempat menjadi Calon Legislatif (caleg) untuk PDI Perjuangan.

Mengutip pemberitaan Kompas TV, Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 Darmawan maju sebagai caleg DPR RI dari PDIP untuk daerah pemilihan V Jawa Tengah yang meliputi Solo, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali.

Kemudian pada 2015, PDIP menunjuknya untuk menggantikan Puan Maharani sebagai anggota DPR RI, dalam proses pergantian antarwaktu.

Namun, saat itu Darmawan menolak.

Baca Juga: Profil Dirut PLN Baru Darmawan Prasodjo, Pernah Gabung Kantor Staf Presiden

"Begitu Puan keluar itu kandidatnya Darmo (Darmawan Prasodjo). Mbak Puan penginnya dia, tapi Darmonya belum mau," kata politisi PDIP Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2015) silam.

Di tahun 2015 juga, Darmawan menjadi Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan , Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden hingga 2019.

Menanggapi hal itu, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyanto menyatakan, sosok Darmawan tetap memiliki kapabilitas dalam pengelolaan ketenagalistrikan.

Hal ini terlihat dari latar belakang pendidikan dan rekam jejak karirnya.

"Bagi konsumen, yang utama adalah bagaimana menjalankan perannya sesuai dengan tanggung jawab dan kewajiban yang diemban dengan mengedepankan kepentingan pelayanan pada konsumen," kata Agus saat dihubungi KOMPAS.TV, Selasa (7/12/2021).

Baca Juga: Kereta Cepat Dibangun Pakai Utang China Rp65 Triliun, Siapa yang Bayar?



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x