Warga Sesalkan Penutupan Akses Jalan ke Alun - alun Tegal

PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Sejak beberapa bulan lalu, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, memerintahkan penutupan akses jalan menuju alun-alun Kota Tegal, Jawa Tengah. Semua akses masuk menuju alun-alun dipasang portal permanen guna mengurangi mobilitas warga mulai jam 18.00 hingga jam 24.00 setiap hari.

Penutupan jalan mendapat penolakan warga dan para pemilik toko setempat, karena Kota Tegal saat ini menerapkan PPKM level satu. Akibat penutupan, aktivitas warga terganggu dan omzet penjualan para pemilik toko menurun drastis.

Padahal mereka harus menanggung bayar sewa toko yang cukup mahal. Selama dua tahun pandemi pusat pertokoan di kawasan alun-alun sangat terdampak akibat sepinya pengunjung karena adanya pembatasan aktivitas warga atau PPKM. 

Meski saat ini telah turun menjadi level satu, akses jalan masih ditutup oleh walikota. Padahal warga dan pemilik toko setempat berharap akses jalan dibuka agar bisa mudah dilewati. Ditemui rabu sore, Atik prihatin salah satu pemilik toko busana ini mengungkapkan kesedihannya karena omset menurun drastis. Ia bahkan sering tidak melayani pembeli akibat jalan ditutup.

Bahkan karena ada penutupan ini, seorang warga yang sakit beberapa hari lalu akhirnya meninggal dunia karena ambulan tidak bisa masuk ke pemukiman di kawasan alun-alun Tegal. Warga berharap akses jalan kembali dibuka agar mereka bisa bertahan hidup ditengah pandemi.

Sejumlah toko di kawasan alun-alun bahkan terpaksa menutup usahanya akibat dampak penutupan jalan. 

Tak hanya warga dan pemilik toko, sejumlah jamaah masjid agung kota Tegal yang hendak beribadah, sering diminta meninggalkan Masjid Agung Tegal, oleh petugas Dishub karena jalan akan ditutup.

Akibat penutupan jalan, para pengendara sepeda motor terpaksa melewati trotoar agar bisa pulang ke rumah atau keluar alun-alun. Sejumlah mobil bahkan terjebak di kawasan alun-alun karena minimnya petugas Dishub yang berjaga di setiap titik penutupan jalan.