Kompas TV internasional kompas dunia

Klinik Rehabilitasi Dosa Jadi Bulan-Bulanan Netizen Iran

Kompas.tv - 3 Desember 2021, 21:08 WIB
klinik-rehabilitasi-dosa-jadi-bulan-bulanan-netizen-iran
Sebuah poster yang mengiklankan klinik rehabilitasi dosa memantik kemarahan dan ejekan netizen Iran. (Sumber: Twitter @2itali)
Penulis : Edy A. Putra | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV - Sebuah poster yang mengiklankan klinik “rehabilitasi dosa” di bawah bimbingan dua ulama konservatif dan seorang deputi menteri, memantik kemarahan dan ejekan netizen Iran.

Menurut laporan Middle East Eye, poster tersebut mengiklankan sebuah program rehabilitasi selama 40 hari yang terdiri dari 25 pelajaran, empat konferensi daring, empat lokakarya tanya-jawab, dan ceklis harian untuk para pendosa.

Iklan tersebut langsung menuai kecaman di dunia maya karena dianggap mengomersialkan urusan agama.

“Mengomersialkan agama berasal dari memolitisasi agama,” ujar Abbas Abdi, pengamat politik terkemuka, lewat sebuah cuitan seperti diterjemahkan Middle East Eye.

“Zaman sekarang, untuk belajar meninggalkan dosa, seseorang harus membayar sejumlah uang dan pergi ke sebuah ‘klinik’ yang dikelola seorang selebritas agamais,” imbuhnya.

Baca Juga: Mengerikan, Peledak Anti-Tank dari Perang Dunia ke-II Terjebak di Organ Tubuh Pria Inggris

Sebagian netizen mencemooh pejabat-pejabat yang merencanakan program-program keagamaan di Iran.

“Ini seperti seorang pecandu obat-obatan membuka sebuah pusat rehabilitasi, atau seseorang yang mengalami obesitas memberikan diet untuk menurunkan berat badan. Kalian para tuan! Kalian sendiri memiliki ketergantungan melakukan dosa,” cetus seorang netizen seperti dikutip Middle East Eye.

Pakar-pakar yang disebut mengelola klinik rehabilitasi dosa itu antara lain Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga Iran Vahid Yaminpour, dan Amir Hossein Daryaei, seorang ulama konservatif.

Pakar ketiga adalah Seyed Bashir Hosseini, akademisi keagamaan yang dikenal dengan teorinya tentang korelasi antara sepak bola dan nafsu seksual.

Menurut Hosseini, orang-orang yang berasal dari negara-negara yang memiliki libido tinggi, lebih jago dalam bermain sepak bola.

Baca Juga: Nyeleneh! Politisi Malaysia Usul Vaksin Covid-19 Buatan Mereka Dinamakan Bossku

 



Sumber : Middle East Eye

BERITA LAINNYA



Close Ads x