Kompas TV nasional politik

Menilik Gerakan PA 212 sebagai Pressure Group bagi Elite Politik Indonesia, Ternyata Ini Targetnya

Kompas.tv - 2 Desember 2021, 12:52 WIB
menilik-gerakan-pa-212-sebagai-pressure-group-bagi-elite-politik-indonesia-ternyata-ini-targetnya
Aksi 212 di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2017) lalu. Gerakan ini terwadahi dalam Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) yang masuk kategori Pressure Politik bagi elit politik Indonesia (Sumber: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam ilmu politik, gerakan seperti Reuni 212 yang digelar hari ini 2 Desember 2021 di sejumlah kota di Indonesia dan terwadahi lewat organisasi Persaudaraan Alumni 212 (212) disebut sebagai gerakan pressure group atau kelompok penekan. Kelompok ini sangat beririsan dengan para elite politik di Indonesia.

Itulah yang dijelaskan oleh Peneliti Politik Islam dari The Political Literacy, Muhamamad Hanifudin, tentang reuni 212 dan gerakan PA 212 dalam lanskap perpolitikan di Indonesia.

“Dalam kesarjanaan ilmu politik, semisal Forman dan Baldwin (2007) mendefinisikan pressure group sebagai kelompok masyarakat yang melalui tindakan politik, berusaha untuk mencapai perubahan yang diinginkan, atau sebaliknya mencegah perubahan yang tidak diinginkan," papar Hanif kepada KOMPAS TV via pesan Whatsapp, Kamis (2/11). 

Baca Juga: Sejarah Reuni 212: dari Tuntutan Penjarakan Ahok, Bebaskan Rizieq Shihab hingga Usul Jadi Parpol

Hanif yang juga menulis buku bersama The Political Literacy bertajuk Literasi Politik: Dinamika Konsolidasi Demokrasi Pascareformasi ini juga mengatakan, kelompok ini dalam praktiknya berfungsi sebagai penekan otoritas.

Untuk itulah, kata Hanif, kelompok seperti PA 212 bisa jadi akan dekat dengan elite partai maupun tokoh guna mendapatkan dukungan.

Dalam praktiknya, kelompok ini akan menekan pemangku kebijakan atau pemerintah untuk mengakomodir tuntutan dan kepentingannya.

Karena itu, agar mendapatkan dukungan, pressure group akan mendekati elite partai dan tokoh masyarakat lainnya.

"Targetnya, mendapatkan dukungan, baik material ataupun nonmaterial," kata Hanif.

Baca Juga: Peneliti Jelaskan Sulitnya Gerakan PA 212 Jadi Parpol, Terkait Dana dan Elit Partai Politik

Lantas, apa praktek kongkret organisasi pressure group seperti PA 212?

Hanif lantas menjelaskan, praktik konkretnya eksistensi pressure group sangat dipengaruhi oleh kemampuannya membingkai isu tertentu agar dapat menarik perhatian banyak pihak.

“Dengan kata lain, isu yang diperjuangkan harus dapat mendatangkan perubahan dan keuntungan yang diingini banyak pihak. Di titik inilah, kerentanan pressure group adalah dapat ditunggangi oleh kepentingan elite politik tertentu. Meskipun hal ini bisa berpengaruh positif ataupun negatif,” tutupnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x