Kompas TV regional peristiwa

PBNU Pertimbangkan Muktamar secara Daring, Usulan dari Cabang Istimewa NU Se-Dunia

Kompas.tv - 1 Desember 2021, 13:18 WIB
pbnu-pertimbangkan-muktamar-secara-daring-usulan-dari-cabang-istimewa-nu-se-dunia
Logo Muktamar Ke-34 NU. Dalam Muktamar Cabang Istimewa NU se-dunia sarankan Muktamar dilakukan secara daring saja (Sumber: PBNU)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Se-Dunia mengusulkan agar Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama tetap dilaksanakan pada 23-25 Desember 2021. Namun, teknis pelaksanaannya dilakukan secara daring secara penuh.

Menanggapi usulan itu, Ketua Panitia Pelaksana KH M Imam Aziz menyampaikan sangat mengapresiasi usulan dari PCINU ini.

"Ini usulan yang sangat baik. Usulan ini bisa menjadi pertimbangan PBNU," ujarnya sebagaimana rilis diterima KOMPAS TV, Rabu (1/12).

Ketua PCINU Jerman, Muhammad Rodlin Billah, memastikan bahwa terdapat beberapa alternatif teknologi yang dapat memfasilitasi pelaksanaan Muktamar NU secara daring, sekaligus ketersediaan para ahli yang akan membantu implementasinya. Menurutnya, penggunaan teknologi semacam ini bukanlah sebuah halangan.

“Meski tentu kita masih perlu konsolidasi lebih jauh serta mempelajari dengan seksama, mana platform teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan panitia dan para masyayikh (kiai),” ujarnya.

Baca Juga: Saat Tiga Ulama Sepuh NU Jawa Timur Minta Muktamar Dimajukan, Dukung Penuh Rais Aam PBNU

Soal ketersediaan tenaga ahli, di lingkungan PCINU Jerman saja ada banyak sarjana teknologi informasi, jelasnya.

Mulai dari tingkat sarjana, master, doktor, peneliti, bahkan profesor. Belum lagi menghitung tenaga ahli dari PCINU lainnya. Ia menyebut bahwa PCINU Inggris Raya, PCINU Jepang, PCINU Korea Selatan, dan PCINU Amerika Serikat - Kanada juga telah menyatakan dukungannya.

Namun, pria yang akrab disapa Oding itu menegaskan bahwa masih ada satu tantangan cukup besar, yaitu soal perubahan paradigma.

Misalnya, kata dia, soal kekhawatiran tidak optimalnya upaya penjelasan teknis penggunaan teknologi ini kepada para kiai. Ia yakin bahwa hal tersebut dapat diatasi bersama-sama dengan kecakapan yang dimiliki oleh nahdliyin, baik dari lingkungan berbagai PCI maupun yang ada di Indonesia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x