Kompas TV regional peristiwa

4 Meninggal akibat Pergerakan Tanah di Kotabaru, Lokasi Hanya Dapat Dijangkau Transportasi Air

Kompas.tv - 1 Desember 2021, 00:20 WIB
4-meninggal-akibat-pergerakan-tanah-di-kotabaru-lokasi-hanya-dapat-dijangkau-transportasi-air
Kapal TNI AL yang membawa tim gabungan dari BPBD Provinsi Kalimantan Selatan, menuju Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru untuk penanganan darurat kejadian bencana pergerakan tanah, Selasa (30/11). (Sumber: BNPB)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menyebabkan empat  warga meninggal dunia.

Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (30/11/2021) disampaikan bahwa pergerakan tanah tersebut terjadi pada Senin (29/11/2021).

“Sebanyak empat warga Desa Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi kebencanaan BNPB,  Abdul Muhari, menjelaskan.

Baca Juga: Pergerakan Tanah Lima Rumah Rusak Berat Puluhan Terancam

Dia menuturkan, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan, pergerakan tanah itu terjadi setelah sebelumnya terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

“Pendataan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan per Selasa (30/11) pukul 19.15 WIB, sebanyak 125 warga terpaksa harus mengungsi di Kantor Desa Maradapan,” jelasnya.

Menurutnya, kejadian tersebut  juga mengakibatkan 32 rumah warga mengalami kerusakan akibat terdampak pergerakan tanah.

Sebagai upaya percepatan penanganan pergerakan tanah, BPBD Provinsi Kalimantan Selatan bersama unsur TNI, Polri, Basarnas, Tagana, lintas instansi terkait, media dan relawan telah berangkat menuju lokasi kejadian menggunakan kapal milik TNI AL dari Lanal Kotabaru.

“Pada operasi itu, Tim gabungan juga membawa bantuan logistik dan peralatan yang dibutuhkan untuk kaji cepat, pendataan, evakuasi dan penanganan lebih lanjut,” imbuhnya.

Muhari menambahkan, tim gabungan mengalami kendala dalam upaya penanganan dampak pergeseran tanah tersebut.

Kendala itu berupa terbatasnya sinyal telekomunikasi dan akses untuk menuju lokasi.

“Akses untuk menuju lokasi  hanya dapat ditempuh melalui transportasi air dengan memakan waktu kurang lebih 7 sampai 13 jam,” tuturnya.

Baca Juga: Korban Pergerakan Tanah Khawatir Harta Benda Mereka

Dia juga menyebut, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, BPBD Provinsi Kalimantan Selatan telah mengimbau warga terdampak agar tidak kembali ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.

“Mengingat kondisi di lokasi tersebut masih berpotensi terjadi pergerakan tanah susulan.”

Selain itu, berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, disebutkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.