Kompas TV nasional update corona

Efektivitas Vaksin terhadap Varian Omicron Masih Diteliti, Reisa Ingatkan Tidak Berspekulasi

Kompas.tv - 29 November 2021, 19:07 WIB
efektivitas-vaksin-terhadap-varian-omicron-masih-diteliti-reisa-ingatkan-tidak-berspekulasi
Tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro saat konferensi pers terkait Covid-19. (Sumber: Dokumentasi BNPB)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, efektivitas vaksin terhadap varian baru Omicron masih dalam tahap penelitian para peneliti di Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

“Untuk efektivitas vaksin, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerja dengan banyak ilmuwan untuk memahami dampak varian ini pada vaksin Covid-19. Sejauh ini belum ada data yang konklusif,” kata Reisa seperti diwartakan Antara, Senin (29/11/2021).

Lebih lanjut, Reisa menyebut, jika kemudian WHO menyatakan varian Omicron atau B.1.1.529 dinyatakan lemah, maka vaksin Covid-19 yang telah disuntikan masih dinilai efektif untuk mencegah terjadinya perburukan akibat varian baru.

"Apabila varian baru itu dinyatakan lemah, maka vaksin yang tersedia kini masih sangat efektif dan berguna untuk mencegah terjadinya perburukan gejala akibat berbagai macam varian Covid-19," lanjutnya.

Baca Juga: Waspadai Varian Covid-19 Omicron, Wagub DKI Sebut Dinkes Siapkan Upaya Pencegahan dan Penanganan

Namun kemudian, bila hasil kajian dari varian Omicron menyatakan varian asal Afrika Selatan itu lebih kuat, maka pemerintah perlu mempertimbangkan pemberian vaksin booster kepada masyarakat maupun memperbarui segala macam vaksin yang ada.

Kendati demikian, Raisa menerangkan bahwa kasus penularan Covid-19 yang tinggi di benua Eropa sebagian besar disebabkan oleh masyarakat yang belum melakukan vaksinasi.

Oleh sebab itu, dia meminta agar masyarakat di Indonesia tetap menjalankan vaksinasi dan sesegera mungkin mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksin Covid-19 di fasilitas terdekat guna mempercepat pembentukan kekebalan kelompok sambil menunggu pengembangan vaksin yang sedang diteliti saat ini.

Ia juga meminta pada seluruh pihak untuk tidak menyebarkan hoaks atau berpikiran negatif terkait dengan adanya varian baru Omicron yang ditemukan oleh dunia saat ini.

“Ingat, ini wilayah ahli vaksinologi, ahli mikrobiologi, ahli virologi, dan ahli imunologi. Jadi sebaiknya kita yang tidak menggeluti ilmu tersebut menahan diri berspekulasi. Pemerintah hanya akan memberikan informasi berdasarkan sains yang sudah divalidasi dari para ilmuwan dalam negeri dan dari WHO,” pungkasnya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada Jumat (26/11/2021) di Jenewa menyatakan jenis virus Covid-19 B.1.1.529 yang baru ditemukan di Afrika Selatan, sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC) dan menamakannya Omicron.

Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan. Klasifikasi tersebut menempatkan Omicron ke dalam kategori varian Covid-19 yang paling meresahkan.

Baca Juga: Sekilas Tentang Varian Omicron Covid-19: Pandangan Ilmuwan hingga Pembatasan Perjalanan

Hal ini menempatkan Omicron berada di posisi VOC yang sama dengan Delta yang dominan secara global, ditambah saingannya yang lebih lemah, Alpha, Beta, dan Gamma.



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x