Kompas TV nasional kriminal

Ayah Korban Mutilasi di Bekasi: Mati Itu Takdir, tapi Apa Harus Begitu?

Kompas.tv - 29 November 2021, 04:35 WIB
ayah-korban-mutilasi-di-bekasi-mati-itu-takdir-tapi-apa-harus-begitu
Ilustrasi kejahatan mutilasi di Bekasi. (Sumber: Pixabay)

BEKASI, KOMPAS.TV - Keluarga korban mutilasi di Bekasi, Ridho (RS), tidak dapat menerima kematian anggota keluarganya yang sangat tragis.

Ayah korban, Indra Hakim, mempertanyakan kematian yang didapatkan putranya.

"Anak saya dibegitukan. Dipotong kayak ayam. Mati itu takdir, tapi apa harus begitu?" kata Indra saat ditemui tim liputan KompasTV Ni Putu Trisnanda dan Benedictus Yanuar, Minggu (28/11/2021).

Indra meminta pihak berwajib untuk menghukum para pelaku dengan hukuman yang seberat-beratnya.

"Kami minta dihukum seberat-beratnya. Ini negara hukum, kami harap segera ditindak tegas," ucapnya.

Baca Juga: Korban Mutilasi di Bekasi Sempat Pamit kepada Ibu Ingin Indekos karena Dapat Pekerjaan

Sebelumnya pihak kepolisian telah menangkap para pelaku kejahatan. Dari tiga pelaku, polisi telah menangkap dua orang, yakni  FM (20) dan MAP (29).

Sementara satu pelaku lainnya, ER, belum ditangkap. Petugas masih melakukan pengejaran terhadapnya.

Para pelaku tersebut memutilasi jasad RS menjadi 10 bagian yang kemudian dibuang di tiga tempat terpisah untuk menghilangkan jejak, yakni di Tanjung Pura, Karawang; di Cikarang Utara; serta di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi.

Namun potongan jasad korban tersebut ditemukan warga pada Sabtu (27/11) pagi yang langsung dilaporkan ke Polres Metro Bekasi.

Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi.

Baca Juga: Terungkap, Motif Pelaku Mutilasi di Bekasi Sakit Hati karena Istrinya Pernah Dihina dan Dicabuli

Hasil penyelidikan tersebut kemudian mengarah kepada penangkapan FM dan MAP pada Sabtu sore sekitar pukul 15.00 WIB di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan pemeriksaan sementara terhadap para pelaku yang tertangkap, motif kejahatan tersebut dilatari perasaan sakit hati.

Pelaku FM sakit hati terhadap korban karena korban pernah menghina pelaku FM dan istrinya.

"Selanjutnya pelaku MAP sakit hati dengan korban karena istri pelaku pernah dicabuli oleh korban," terangnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x