Kompas TV internasional kompas dunia

Varian Omicron Tingkatkan Risiko Reinfeksi, Bisa Semenular Delta

Kompas.tv - 27 November 2021, 12:08 WIB
varian-omicron-tingkatkan-risiko-reinfeksi-bisa-semenular-delta
Ilustrasi. Bukti preliminer menunjukkan bahwa Omicron meningkatkan risiko reinfeksi bagi orang yang pernah mengidap Covid-19. (Sumber: kompas.com)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia (WHO) langsung mengategorikan varian B.1.1.529 yang kemudian dinamai Omicron, ke dalam varian yang diwaspadai atau variant of concern (VOC). Tingkat transmisi varian ini mengkhawatirkan otoritas kesehatan.

Varian Omicron pertama dideteksi dari spesimen yang diambil pada 9 November 2021. Varian ini dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Pada 26 November, kelompok ilmuwan yang memonitor evolusi SARS-CoV-2 (TAG-VE) mengadakan pertemuan untuk membahas temuan varian ini.

“Berdasarkan bukti indikasi perubahan detrimental dalam epidemiologi Covid-19, TAG-VE menyarankan WHO bahwa varian ini dikategorikan sebagai VOC, lalu WHO mengategorikan B.1.1.529 sebagai VOC, dinamai Omicron,” tulis pernyataan resmi WHO.

Baca Juga: WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Asal Afrika Selatan Mengkhawatirkan, Dinamai Omicron

Varian Omicron memiliki mutasi berjumlah besar, sebagian di antaranya patut diwaspadai. Bukti preliminer menunjukkan bahwa Omicron meningkatkan risiko reinfeksi bagi orang yang pernah mengidap Covid-19.

Deteksi Omicron beriring dengan tingkat penularan yang melonjak di Afrika Selatan. WHO menyebut penularan akibat varian ini meningkat hampir di semua provinsi Afrika Selatan.

“Varian ini dideteksi dengan tingkat yang lebih cepat dibanding lonjakan infeksi akibat varian lain sebelumnya, mengindikasikan bahwa varian ini mungkin punya keunggulan pertumbuhan,” tulis pernyataan resmi WHO.

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman memperingatkan bahwa varian Omicron bisa menjadi super varian.

Omicron disebut memiliki mutasi yang melebihi varian Delta dan Beta.

Menurut pengamatan di Provinsi Guateng, Afrika Selatan, asal varian Omicron, positivity rate Covid-19 meningkat dari 1 persen menjadi 30 persen dalam tiga minggu terakhir.

“Ini satu tanda yang sangat serius. Karena kalau cepat menular ia akan cepat memberikan beban untuk fasilitas kesehatan termasuk perawatan ICU maupun kematian seperti halnya gelombang kedua kemarin,” kata Dicky dikutip Kompas.com.

Akan tetapi, mengingat keterbatasan data, bisa jadi varian Omicron tidak seburuk yang dikhawatirkan. Namun, data awal menunjukkan bahwa varian ini bisa menyamai varian Delta dalam hal penularan.

“Ini bisa jadi lawannya Delta kalau saya melihat,” kata Dicky.

Baca Juga: Takut Varian Baru Covid-19, Malaysia Berlakukan Larangan Masuk bagi 7 Negara Afrika


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x