Kompas TV video sinau

Jualan di Pinggir Jalan Raya, Disebut Pedagang Kaki Lima, Kok Bisa?

Kompas.tv - 24 November 2021, 20:43 WIB
Penulis : Sunbhio Pratama

KOMPAS.TV- Di beberapa kota besar, pedagang kaki lima dianggap mengotori penampilan kota. Istilah pedagang kaki lima atau PKL juga sudah tidak asing lagi .Kita juga mungkin sering santap malam di warung pinggir jalan, selepas kerja, atau memang sengaja menyempatkan waktu untuk datang bersama keluarga. Para PKL ini kerap digusur, atau dipindah lokasi berjualannya, ke tempat yang lebih layak dan rapi.

Kenapa disebut pedagang kaki lima?

Menyadur Parapuan.co, versi cerita paling terkenalnya adalah karena, para pedagang menggunakan gerobak dorong, gerobak itu rodanya dua. Supaya gerobak dapat berdiri stabil, maka ditambah satu tiang penyangga, lalu gerobak diangap punya tiga kaki.

Kemudian ditambah dua kaki si pedagang, jadi jumlahnya ada lima. Tapi, versi ini belum bisa dipercaya, karena konon pedagang menggunakan gerobak. Baru muncul sekitar tahun 1980-an

Asalnya  dari kata five feet

Ketika zaman Belanda, semua gedung di jalan utama Batavia diwajibkan membangun fasilitas untuk pejalan kaki. Sekarang, dikenal dengan nama trotoar. Trotoar ini tingginya 31 cm dari permukaan jalan raya. Lebarnya five feet atau sekitar 152 cm. Pada akhirnya trotoar ini dimanfaatkan oleh pedagang keliling, untuk menjual dagangannya.

Sambil menunggu pembeli datang, mereka mangkal di trotoar. Dari istilah trotoar five feet atau lima kaki inilah maka mereka disebut pedagang kaki lima.

Baca Juga: Asal Usul Foto Anies Makan di Warteg Jadi Meme, Ternyata...

https://www.kompas.tv/article/196308/asal-usul-foto-anies-makan-di-warteg-jadi-meme-ternyata 

Grafis: Joshua Victor



Sumber : diolah dari berbagai sumber

BERITA LAINNYA



Close Ads x