Kompas TV nasional politik

Jokowi Disebut Setujui Vaksin Nusantara untuk Booster

Kompas.tv - 19 November 2021, 10:53 WIB
jokowi-disebut-setujui-vaksin-nusantara-untuk-booster
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena. Foto : Erman/Man (Sumber: Doc. Parlementaria)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena mengatakan Presiden Joko Widodo sudah setuju penggunaan vaksin Nusantara untuk digunakan sebagai booster pada tahun depan. 

Politikus Partai Golkar itu menjelaskan, Kepala Negara setuju asalkan sudah lolos uji klinis tahap ketiga dan mendapat Emergency Use Authorization (EUA)dari BPOM. 

"(Presiden Jokowi) Setuju Vaksin Nusantara (menjadi booster) setelah lolos uji klinis tahap 3 sesuai kaidah keilmuan dan mendapat EUA dari BPOM," kata Melki kepada Kompas TV, Jumat (19/11/2021). 

Baca Juga: Kemenkes: Vaksin Nusantara Dapat Diakses Masyarakat

Ia menyatakan, bakal mendukung niat baik dari Presiden Jokowi tersebut, karena ini merupakan vaksin buatan dalam negeri.

"Seperti ini saya rasa penting agar vaksin-vaksin dalam negeri jadi prioritas kita yang akan dipakai di tahun 2022 nanti," katanya.

Ia mengatakan DPR juga terus mendorong agar Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih bisa memenuhi kaidah-kaidah keilmuan. 

"Kita terus mendoron pemerintah untuk bisa menghadirkan dua vaksin dalam negeri, Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara yang dua-duanya lagi proses memenuhi kaidah keilmuan kita," kata dia.

Sebelumnya, Vaksin Nusantara yang diprakasai eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah merampungkan uji klinis Fase II. 

Peneliti utama Vaksin Nusantara Jonny mengungkapkan hasil uji klinis Fase II calon vaksin Covid-19 dalam negeri berbasis sel dendritik ini, dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga: Vaksin Nusantara Diklaim Mampu Atasi Corona Varian Delta

Jonny mengklaim dari hasil tersebut pihaknya mencatat kejadian tidak diinginkan (KTD) semua derajat ringan. Tak tercatat KTD berat atau serius.

"Kejadian yang tidak diinginkan derajat ringan, didapatkan 21 subjek atau 15,44 persen yang mengeluhkan sebanyak 24 reaksi lokal, berupa pegal, memar, kemerahan, dan gatal. Paling banyak adalah pegal dititik penyuntikan," kata Jonny, Rabu.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x