Kompas TV internasional kompas dunia

Filipina Serang China, Kutuk Tembakan Meriam Air di Laut China Selatan

Kompas.tv - 18 November 2021, 10:35 WIB
filipina-serang-china-kutuk-tembakan-meriam-air-di-laut-china-selatan
Ilustrasi kapal penjaga pantai China. Pemblokade dan penembakan meriam air ke kapal Filipina yang dilakukan penjaga pantai China, membuat Pemerintah Filipina mengutuk keras. (Sumber: Philippine Coast Guard via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Fadhilah

MANILA, KOMPAS.TV - Filipina menyerang China dan mengutuk tindakan dari tiga kapal penjaga pantai China yang memblokade dan menembakkan meriam air ke dua kapal Filipina.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Manila, Teodoro Locsin, Kamis (18/11/2021).

Insiden tersebut terjadi ketika kapal pemasok Filipina itu tengah melakukan perjalanan ke Atoll yang diduduki Filipina di Laut China Selatan.

Locsin mengatakan, tak ada yang terluka pada insiden yang terjadi pada Selasa (16/11/2021) di Second Thomas Shoal.

Baca Juga: Petenis China yang Dilecehkan Tokoh Partai Komunis Hilang, Naomi Osaka Terkejut

Tetapi kapal Filipina, yang membawa pasokan makanan kepada personel militer di Atoll tersebut, harus menghentikan misi mereka.

Locsin mengatakan ia telah menyampaikan dalam istilah yang paling keras kepada Duta Besar China untuk Manila.

“Kami sangat marah, mengecam, dan protes atas insiden kami,” ujarnya dikutip dari CNN.

Locisn memperingatkan mengenai kegagalan Beijing untuk menahan diri dapat mengancam hubungan khusus antara kedua negara.

“China tak memiliki hak penegakan hukum di dalam dan di sekitar wilayah ini. Mereka harus berhati-hati dan mundur,” tambahnya.

Filipina menganggap Second Thomas Shoal, yang terletak 195 km, barat dayah wilayah Palawan Filipina, sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil laut.

Baca Juga: Tentara Tembak Mati 15 Pengunjuk Rasa Penentang Kudeta Militer di Sudan

Sejak 1999, Filipina telah menduduki beting itu setelah dengan sengaja mendaratkan kapal Angkatan Laut di karang.

Namun China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, mengatakan terumbu karang itu adalah bagian dari wilayahnya.

Tetapi keputusan 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag mendukung Filipina.

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media.



Sumber : CNN

BERITA LAINNYA



Close Ads x