Kompas TV internasional kompas dunia

Korban Tewas dalam Serangan di Burkina Faso Bertambah Jadi 32 Orang

Kompas.tv - 16 November 2021, 04:43 WIB
korban-tewas-dalam-serangan-di-burkina-faso-bertambah-jadi-32-orang
Polisi Burkina Faso tengah berjaga di luar ruang pengadilan, Senin, 11 Oktober 2021. Sedikitnya 32 orang tewas di Burkina Faso dalam serangan kelompok tak dikenal pada Minggu, 14 November 2021. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

OUAGADOUGOU, KOMPAS.TV — Korban tewas dalam serangan di Burkina Faso meningkat menjadi sedikitnya 28 polisi dan empat warga sipil.

Peristiwa ini merupakan pukulan berat bagi negara Afrika Barat tersebut.

Detasemen militer di Inata, di Provinsi Soum Sahel, diserang pada Minggu (14/11/2021) pukul 5 pagi oleh kelompok bersenjata tak dikenal.

Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi Burkina Faso Ousseni Tamboura.

Menurutnya, detasemen lain di kota terdekat Kelbo juga diserang pada hari yang sama, tetapi serangan itu berhasil dihalau. 

Baca Juga: Serangan Ekstremis di Burkina Faso Tewaskan 20 Orang

Pemerintah menyebut kekerasan itu sebagai tindakan barbar dan pengecut dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional karena peristiwa ini.

“Kekerasan yang meningkat menunjukkan situasi yang sangat mengkhawatirkan,” kata Heni Nsaibia, peneliti senior di Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata.

Namun, dia mengatakan kejadian itu juga harus dilihat sesuai dengan konteksnya.

Dalam beberapa pekan terakhir pasukan keamanan juga telah mengumumkan atau dilaporkan telah membunuh puluhan gerilyawan dan melakukan lebih banyak operasi skala besar.

Serangan itu adalah kekerasan terbaru di negara yang dilanda konflik, yang telah dikuasai oleh kelompok-kelompok jihad yang terkait dengan al-Qaida dan kelompok ISIS.

Kelompok-kelompok ini juga bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang dan menggusur lebih dari 1,4 juta orang.

Baca Juga: PBB Mengutuk Serangan Kelompok Bersenjata Burkina Faso yang Tewaskan 160 Orang

Di Provinsi Soum, yang merupakan salah satu episentrum kekerasan, telah terjadi peningkatan pertempuran dalam beberapa pekan terakhir setelah berbulan-bulan relatif tenang.  

Serangan terakhir merupakan pukulan yang signifikan karena detasemen polisi di Inata adalah satu-satunya yang bertahan selama dua tahun terakhir.

Sementara pasukan di pangkalan-pangkalan di sekitarnya telah mundur mundur ketika kekerasan jihad meningkat. 

Seperti dikutip dari The Associated Press, menurut laporan internal militer dari 12 November, detasemen di Inata telah kehabisan persediaan selama dua minggu dan hampir kelaparan.

Mereka bertahan hidup dengan membunuh hewan di sekitar pangkalan.
 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x