Kompas TV internasional kompas dunia

Kenapa Dunia Sulit Lepas dari Batu Bara, dan Apa yang Disepakati di KTT Iklim PBB COP26 Tentang Itu?

Kompas.tv - 14 November 2021, 16:31 WIB
kenapa-dunia-sulit-lepas-dari-batu-bara-dan-apa-yang-disepakati-di-ktt-iklim-pbb-cop26-tentang-itu
Emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga batu bara berkontribusi terhadap polusi udara di Ulaanbaatar, Mongolia. (Sumber: ADB/Ariel Javellana via UN News)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

GLASGOW, KOMPAS.TV — Menjelang pembicaraan iklim PBB di Glasgow, tuan rumah Inggris mengumumkan salah satu tujuan utama mereka dari KTT Iklim PBB COP26 adalah untuk membuang penggunaan batu bara ke dalam sejarah.

Ternyata memang lebih mudah mengatakannya daripada melakukannya. Bahkan mengatakannya pun, secara tertulis, menjadi tantangan tersendiri.

Juru runding berbagai negara di Glasgow menulis dan menulis ulang sebuah paragraf yang menjelaskan, memerangi perubahan iklim mengharuskan dunia untuk mengakhiri produksi energi menggunakan batu bara, sekaligus pada saat yang sama mengakhiri subsidi bahan bakar fosil.

Kata-kata terkait penghentian penggunaan batu bara dilemahkan tepat sebelum ketok palu kesepakatan, setelah India yang sangat bergantung pada batu bara bersikeras untuk mengganti kata-kata "menghilangkan" atau phase out dengan "menghentikan secara bertahap" atau phase down.

Berikut ini adalah peran batu bara dalam perubahan iklim dan sistem energi, dan mengapa begitu sulit untuk meninggalkan batu bara, seperti dilansir Associated Press, Minggu, (14/11/2021)

Mengapa Fokus pada Batu Bara?

Dari tiga bahan bakar fosil, batu bara, minyak dan gas alam, batu bara adalah penjahat iklim terbesar.

Batu bara bertanggung jawab atas sekitar 20 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca. Batu bara juga merupakan bahan bakar yang relatif mudah untuk diganti, di mana alternatif terbarukan untuk tenaga batu bara telah tersedia sejak beberapa dekade terakhir.

Pembakaran batu bara juga menghasilkan dampak lingkungan lainnya, termasuk polusi udara yang berkontribusi terhadap kabut asap, hujan asam dan penyakit pernapasan.

Baca Juga: Ganti PLTU Batu Bara dengan Energi Terbarukan, Pemerintah Butuh 30 Miliar Dollar AS

Pemuatan batu bara ke tongkang di Pelabuhan PT Tunas Inti Abadi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018). Selain untuk dalam negeri, batu bara tersebut juga diekspor ke India, China, Thailand, Filipina, dan Vietnam. (Sumber: Kompas.id/Heru Sri Kumoro)

Siapa Pengguna Utama Batu Bara Saat Ini?

China, negara terpadat di dunia dan raksasa manufaktur, sejauh ini merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia, diikuti oleh India dan Amerika Serikat.

Pada tahun 2019 China menghasilkan 4.876 TWh listrik dari batu bara, hampir sebanyak gabungan seluruh dunia, menurut Badan Energi Internasional.

Tetapi disesuaikan dengan ukuran populasi, situasinya berbeda. Australia memiliki emisi batu bara per kapita tertinggi di antara ekonomi terbesar Kelompok 20, diikuti oleh Korea Selatan, Afrika Selatan, Amerika Serikat, dan China, menurut analisis Ember, lembaga iklim dan wadah kaum pemikir bidang energi.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x