Kompas TV kolom opini

Politik Whatsapp

Kompas.tv - 9 November 2021, 06:10 WIB
politik-whatsapp
Saat ini masyarakat sangat terbuka membahas apa pun di media sosial, salah satunya di grup Whatsapp. Dari berita artis hingga politik. (Sumber: Pixabay)

Oleh: Trias Kuncahyono, Jurnalis Senior Harian Kompas

 

I

Ini kisah yang diceritakan oleh seorang sahabat. Demikianlah ceritanya.

Sekarang ini, kata sahabat, nyaris semua teman menjadi pengamat politik. Mereka bicara mulai dari soal peluang Ganjar Pranowo yang dalam berbagai survei unggul dan terus dideklarasikan oleh para pendukungnya, Prabowo yang sudah dinyatakan oleh Gerindra akan diusung kembali, Puan Maharani yang diyakini oleh para pendukungnya akan menjadi kandidat PDIP, Airlangga Hartarto jagoan Golkar, Anies yang tengah berjuang mencari partai pengusung, Cak Imin yang diusung PKB, dan nama-nama lain seperti AHY, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawangsa, Bu Risma, hingga soal panglima TNI yang baru dan Covid-19.

Sebenarnya, kata sahabat itu, tidak hanya soal politik yang menarik teman-temannya di grup Whatsapp. Berbagai persoalan yang menjadi perhatian masyarakat atau bahasan masyarakat di media sosial, pasti menjadi bahan diskusi. Misalnya soal kecelakaan mobil yang menewaskan artis Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Andriansyah, di Tol Nganjuk arah Surabaya Kilometer 672+400A, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).

“Apa yang menjadi penyebab kecelakaan itu?” Begitu ada yang menulis seperti itu, segera muncul berbagai teori. Masing-masing dengan teorinya yang diyakini benar untuk mengungkap penyebab kecelakaan itu.

Ada yang menyalahkan konstruksi jalan tolnya. Ada yang mengatakan sopir ngantuk. Yang lain menyatakan sopir main telepon, padahal mobil melaju kencang.

“Banyak kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor human error. Mengemudikan kendaraan di jalan tol atau jalan bebas hambatan diperlukan konsentrasi yang prima, tidak boleh capek, sakit dan lelah, termasuk mengantuk. Selain itu kendaraan juga harus dalam kondisi laik jalan,” tulis seorang teman.

Komentar teman itu langsung disamber teman lainnya, “Betul itu. Nih, sopir mengaku memacu kendaraannya 130 kilometer per jam.” Lalu teman itu memosting tautan berita dari sebuah media online.

II

Tetapi, isu politiklah yang paling seksi, paling menarik dibicarakan di grup Whatsapp dan saat itulah semua menjadi pengamat. “Bung, semua teman saya di grup Whatsapp baik itu alumni SMP maupun SMA sekarang ini fasih mengulas masalah politik. Setiap kali ada isu politik, pasti ramai. Masing-masing merasa lebih pintar, dan lebih tahu tentang tokoh-tokoh politik yang mereka bicarakan,” kata sahabat itu.  

Sahabat itu lalu menulis, “Ketika mengikuti diskusi tentang politik di grup Whatsapp, saya lalu bisa mengerti mengapa Alain Badiou (lahir 1937), filsuf dari Perancis dan profesor filsafat di The European Graduate School/EGS, menyebut opini mutlak bertentangan dengan kebenaran-kebenaran etis (l’ethique de la vérité).

Kata Badiou, kebenaran bukanlah hasil bentukan sepihak. Ia -kebenaran- bersifat universal, tidak tergantung waktu, tempat dan keadaan. Dalam diskusi di grup Whatsaap, setiap orang bisa merasa paling benar. Setiap orang dapat mengatakan bahwa itu adalah kebenaran menurutmu, namun menurutku kebenaran tersebut adalah berbeda.



Sumber : Triaskun.id

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.