Kompas TV internasional kompas dunia

Pfizer Umumkan Obat Covid-19 Paxlovid, Diklaim 89 Persen Efektif Cegah Rawat Inap dan Kematian

Kompas.tv - 6 November 2021, 03:05 WIB
pfizer-umumkan-obat-covid-19-paxlovid-diklaim-89-persen-efektif-cegah-rawat-inap-dan-kematian
Pfizer umumkan Obat Covid-19 yang disebut Paxlovid kurangi 89 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 risiko tinggi yang berkembang menjadi penyakit parah, kata perusahaan AS itu. (Sumber: Financial Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pfizer pada Jumat (5/11/2021) mengumumkan, uji klinis obat berupa pil untuk mengobati Covid-19 buatan mereka menunjukkan pil itu sangat efektif.

Obat Covid-19 buatan Pfizer itu adalah pil anti-Covid kedua setelah obat buatan Merck yang sebenarnya adalah obat influenza yang diganti namanya untuk melawan virus corona. Dilansir dari France24, Jumat, obat Covid-19 buatan Pfizer sementara itu dilaporkan dibuat khusus untuk melawan Covid-19.

Obat Covid-19 buatan Pfizer yang disebut Paxlovid mencapai pengurangan 89 persen dalam risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 risiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah, kata perusahaan Amerika Serikat (AS) itu.

Hasil dari uji klinis tahap menengah hingga akhir diklaim sangat kuat sehingga Pfizer akan berhenti merekrut orang baru untuk uji coba tersebut, kata perusahaan tersebut.

Raksasa obat-obatan itu akan mengirimkan data ke Badan Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) sesegera mungkin sebagai bagian dari "pengajuan bergulir" untuk Otorisasi Penggunaan Darurat.

"Berita hari ini adalah pengubah permainan yang nyata dalam upaya global untuk menghentikan kehancuran akibat pandemi ini," kata CEO Pfizer Albert Bourla.

"Data menunjukkan bahwa kandidat antivirus oral kami, jika disetujui atau disahkan oleh otoritas pengatur (FDA), berpotensi menyelamatkan nyawa pasien, mengurangi keparahan infeksi Covid-19, dan menghilangkan hingga sembilan dari 10 rawat inap," tambahnya.

Analisis utama dari data uji klinis mengkaji 1.219 orang dewasa di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika dan Asia.

Beberapa perusahaan sedang mengerjakan apa yang disebut antivirus oral, yang akan meniru apa yang dilakukan obat Tamiflu untuk influenza dan mencegah penyakit berkembang menjadi parah.

Baca Juga: Panel Penasihat FDA Setujui Vaksin Pfizer Diberikan Pada Anak Umur 5-11 tahun

Struktur Paxlovid atau PF-07321332, yaitu obat Covid-19 berupa pil yang diminumkan ke pasien. Pfizer klaim Paxlovid kurangi 89 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 risiko tinggi yang berkembang menjadi penyakit parah (Sumber: Wikipedia/Meodipt)

Pfizer mulai mengembangkan obat mereka pada Maret 2020.

Inggris hari Kamis menjadi negara pertama yang menyetujui pil anti-Covid, karena memberi lampu hijau penggunaan obat antivirus Merck yang disebut Molnupiravir untuk mengobati pasien yang menderita virus corona ringan hingga sedang.

Produk Pfizer Paxlovid dikenal sebagai protease inhibitor dan pengujian laboratorium menunjukkan efektifitas tinggi menghambat mesin replikasi virus.

Jika berhasil dalam kehidupan nyata, Paxlovid dilaporkan mungkin hanya akan efektif pada tahap awal infeksi Covid-19.

Pada saat Covid-19 berkembang menjadi penyakit parah, virus sebagian besar telah berhenti bereplikasi dan pasien menderita respons imun yang terlalu aktif.

Dunia berlomba mencari obat minum berupa pil sederhana untuk mengobati virus corona sejak awal pandemi.

Hingga saat ini, terapi Covid-19 seperti antibodi monoklonal dan remdesivir Gilead - yang diizinkan untuk digunakan di Uni Eropa dengan nama Veklury, diberikan secara intravena.

Molnupiravir awalnya dikembangkan sebagai penghambat influenza dan virus pernapasan, dua infeksi pernapasan akut penting lainnya, oleh tim di Universitas Emory di Atlanta, Georgia.

Inggris, yang menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh pandemi, mengumumkan pada 20 Oktober, mereka memesan 480.000 dosis Molnupiravir dari Merck.



Sumber : France24

BERITA LAINNYA



Close Ads x