Kompas TV nasional berita utama

Jokowi Mania: PT GSI Sudah 7 Kali Ubah Akta untuk Samarkan Bisnis PCR

Kompas.tv - 4 November 2021, 09:49 WIB
jokowi-mania-pt-gsi-sudah-7-kali-ubah-akta-untuk-samarkan-bisnis-pcr
Ilustrasi pemeriksaan Covid-19 dengan tes PCR. (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenzer membantah PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) tidak mencari keuntungan dalam tes PCR.

Berdasarkan hasil temuan, Immanuel mengungkapkan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) sejak tahun 2020 hingga 2021 sudah 7 kali mengubah akta.

“Dari mana tidak mencari keuntungannya (GSI), kita sudah menemukan data dari tahun 2020 sampai 2021, GSI itu sudah 7 kali perubahan akta,” ungkap Immnuel di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Kamis (4/11/2021).

“Artinya mereka coba menyamarkan bisnis mereka di dalam PCR ini, artinya republik ini seperti republik gangster lah yang membuat kita malu.”

Dalam negara demokrasi, lanjut Immnuel, seharusnya good governance melakukan transparansi dengan mengungkap berapa angka sesungguhnya tes PCR.

“Ini harga PCR sebetulnya berapa? Ini kan tidak diungkap,” katanya.

Baca Juga: Blak-blakan! Immanuel Berani Pastikan Lingkaran Jokowi Ada yang Terlibat Bisnis PCR

“Dan kita menemukan terakhir kemarin, harga antigen itu cuma Rp18.000 per stik kok mereka naikin Rp100 ribu, kan kurang ajar mengambil bisnis di tengah penderitaan rakyat ini.”

Immanuel menambahkan, jika pesta di balik mahalnya harga tes PCR dan antigen tidak dihentikan akan sangat berbahaya bagi pemerintahan Jokowi.

“Ini pemeras semua, pemeras. Karena PCR ini lucu dari Rp2 juta, Rp1 juta, kemudian Rp450 Ribu, Rp275, ini kan dilelang harganya, kurang aja,” kata.

Perihal ini, Immanuel mengatakan Presiden Jokowi sependapat dengannya bahwa telah terjadi bisnis di balik mahalnya biaya tes PCR dan Antigen.

Sebab Presiden Jokowi, kata Immanuel, selalu berpihak pada penderitaan rakyat.

“Problemnya garong-garong, maling-maling di sekeliling Jokowi ini tidak pernah peka sosial. Saya nggak mau pakai kata indikasi, saya bilang garong, maling,” ujar Immanuel.

Bahkan Immanuel pun menantang pihak pebisnis PCR di lingkaran Jokowi yang tidak terima dengan pernyataan untuk melaporkannya ke polisi.

“Kalau mereka tidak suka tinggal laporin, yang namanya Immanuel Ebenezer itu selalu mengkritik dengan kata garong dan maling. Kalau merasa dirugikan laporkan saja, penjarakan saya, nggak susah kok, ini negara hukum,” ujarnya.

Baca Juga: Luhut Tegaskan Tidak Pernah Ambil Untung dari Bisnis PCR GSI, Justru Beri Bantuan

Sebab, bisnis PCR di lingkaran Presiden Joko Widodo benar adanya.

“Saya nggak mau pakai kata dugaan, saya bertanggung jawab atas apa yang saya sampaikan,” tegas Immanuel.

“Kenapa kami tidak memakai kata dugaan atau indikasi, orang sudah pasti kok. Kan saya bertanggung jawab. Kalau mereka tidak suka, mereka laporkan saya bisa dipidana.”



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x