Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Bangkitkan Ekonomi Pasca-Pandemi, Saatnya Indonesia Berkolaborasi dengan Pasifik

Kompas.tv - 28 Oktober 2021, 15:23 WIB
bangkitkan-ekonomi-pasca-pandemi-saatnya-indonesia-berkolaborasi-dengan-pasifik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pemaparannya di webinar Stepping Closer Toward Economic Recovery, Kamis, 28 Oktober 2021. Luhut menyatakan, Indonesia dan negara-negara kawasan Pasifik harus membangun kerjasama atas dasar saling menguntungkan. (Sumber: Tangkap layar youtube KBRI Wellington.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

WELLINGTON, KOMPAS.TV – Indonesia dan negara-negara kawasan Pasifik harus membangun kerjasama atas dasar saling menguntungkan. Kerjasama saling menguntungkan ini hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi. 

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar bertajuk “Stepping Closer Toward Economic Recovery”, yang merupakan bagian dari rangkaian acara Pacific Exposition II, Kamis (28/10/2021).

Menurut Luhut, kita tidak akan dapat mencapai produktivitas yang tinggi jika melakukannya terpisah dengan negara lain. Karena itu, kita harus berusaha untuk memelihara dan memperkuat kolaborasi, yang akan memberi kita alat untuk mengatasi tantangan dunia modern.

Luhut menjelaskan kolaborasi kita dengan negara-negara Pasifik bisa dilakukan mulai dari bidang-bidang tradisional seperti infrastruktur, sumber daya alam dan komunikasi, hingga ke bidang ekonomi yang baru muncul seperti manufaktur, keuangan, e-commerce, teknologi informasi dan sumber daya manusia.

Baca Juga: Indonesia Siap Pulihkan Ekonomi Lewat Pacific Exposition 2021

“Masih banyak bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama yang perlu dijajaki bersama oleh Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada,” ujarnya.
Senada dengan Luhut, Menteri Perdagangan M. Lutfi juga mengatakan, ini adalah saat yang tepat untuk berkolaborasi dengan negara-negara Pasifik.

Menurutnya, Jika Indonesia ingin menjual produk-produknya lebih banyak, maka di saat yang sama, Indonesia juga harus membeli lebih banyak dari negara-negara lain.

“Ini adalah kolaborasi. Ini adalah hal baru dari perubahan nilai global dan Indonesia akan menjadi mitra Pasifik,” tambahnya.

Namun demikian, Lutfi menambahkan bahwa kolaborasi memang tidak mudah dilakukan. Dalam kolaborasi, semua pihak dituntut untuk memberikan yang terbaik, namun tidak ada satu pemenang yang akan muncul.

“Menang bersama adalah mantra,” ujar Lutfi.

Berbicara dalam forum yang sama, Richard Taylor yang merupakan CEO dan Direktur Kreatif WETA Workshop menyatakan, Selandia Baru merupakan negara kecil dalam pentas global. Karena itu, bagi Selandia Baru, kolaborasi merupakan sebuah keharusan.

WETA Workshop adalah perusahaan special efek dan properti untuk film yang berbasis di Selandia Baru. Perusahaan ini meraih sukses besar di pentas global ketika memproduksi rangkaian film The Lord of The Rings.

Dalam konteks membuat film, menurutnya tidak ada produsen film yang dapat bekerja sendiri. Industri film harus berinvestasi untuk kolaborasi.

Baca Juga: Pacific Exposition II Resmi Dibuka, Menlu: Kita Kolaborasi, Bukan Kompetisi

“Kolaborasi memungkinkan kita membuat produk yang akan melewati batas-batas negara dan batas-batas budaya,” ujarnya.

Pacific Exposition II merupakan pameran virtual yang akan diselenggarakan pada 27-30 Oktober 2021. Tahun ini, Pacific Exposition berhasil menggaet 18 negara-negara di Pasifik seperti Australia, Selandia Baru, Fiji, Samoa, Niue, Kepulauan Cook dan lain sebagainya. 

Sedangkan Indonesia, dalam forum ini diwakili oleh enam provinsi wilayah timur yang merupakan bagian dari wilayah Pasifik, yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Maluku Utara.

Pameran ini bertujuan untuk memberikan akses pasar internasional bagi negara-negara Pasifik untuk mempromosikan peluang investasi dan tujuan wisata mereka. 

Sebelumnya, dalam Pacific Exposition I yang diselenggarakan tahun 2019, acara ini mencatat komitmen bisnis sebesar AS$ 70,3 juta atau kurang lebih Rp 1 triliun dan menarik lebih dari 5.000 pengunjung. 
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x