Kompas TV internasional kompas dunia

Molnupiravir Boleh Dibuat di Negara Lain, Tidak Ada Royalti hingga Darurat Global Covid-19 Selesai

Kompas.tv - 28 Oktober 2021, 09:41 WIB
molnupiravir-boleh-dibuat-di-negara-lain-tidak-ada-royalti-hingga-darurat-global-covid-19-selesai
Merck & Co. mengumumkan akan memberi lisensi bagi pembuat obat di seluruh dunia untuk memproduksi Molnupiravir, pil antivirus yang berpotensi menyelamatkan nyawa untuk pengobatan Covid-19. Lebih dari itu, produsen obat tersebut menyatakan tidak akan menerima royalti selama Covid-19 dinyatakan keadaan darurat global oleh PBB. (19/10/2021). (Sumber: Christopher Occhicone/US National Public Radio NPR )
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Fadhilah

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Raksasa farmasi yang berbasis di Amerika Serikat, Merck & Co. mengumumkan akan memberi lisensi bagi pembuat obat di seluruh dunia untuk memproduksi Molnupiravir, pil antivirus yang berpotensi menyelamatkan nyawa untuk pengobatan Covid-19.

Lebih dari itu, produsen obat tersebut menyatakan tidak akan menerima royalti selama Covid-19 dinyatakan sebagai keadaan darurat global oleh PBB, seperti dilansir NPR di Amerika Serikat, Kamis, (28/10/2021).

Obat, yang dikenal sebagai molnupiravir, menunjukkan harapan dalam mengobati infeksi Covid-19, dan perjanjian untuk melisensikan produksinya dapat membantu jutaan orang di negara berkembang mendapatkan akses ke obat itu.

Merck mengatakan awal bulan ini, penelitian baru-baru ini tentang molnupiravir menunjukkan obat itu mengurangi rawat inap dan kematian akibat Covid-19 menjadi setengahnya.

Kelompok Paten Obat-obatan atau Medical Patent's Pool MPP yang didukung PBB mengatakan pada hari Rabu, mereka telah mencapai kesepakatan dengan Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics.

Di bawah pakta tersebut, pembuat obat AS akan mengizinkan MPP untuk melisensikan pembuatan molnupiravir kepada perusahaan farmasi yang memenuhi syarat di seluruh dunia.

“Perjanjian ini akan membantu menciptakan akses luas untuk penggunaan molnupiravir di 105 negara berpenghasilan rendah dan menengah setelah persetujuan obat tersebut menurut peraturan terkait,” kata Merck dan MPP dalam pernyataan pers bersama.

Baca Juga: Menkes Sebut Molnupiravir Obat Potensial Covid-19, Bisa Cegah Pasien Masuk RS Sebesar 50 Persen

Obat antivirus COVID-19 buatan Merck. Merck & Co. mengumumkan akan memberi lisensi bagi pembuat obat di seluruh dunia untuk memproduksi Molnupiravir, pil antivirus yang berpotensi menyelamatkan nyawa untuk pengobatan Covid-19. Lebih dari itu, produsen obat tersebut menyatakan tidak akan menerima royalti selama Covid-19 dinyatakan keadaan darurat global oleh PBB. (19/10/2021). (Sumber: Merck & Co. via AP)

Direktur Eksekutif MPP Charles Gore mengatakan dalam sebuah pernyataan, hasil sementara molnupiravir "menarik dan kami melihat kandidat pengobatan oral ini sebagai alat yang berpotensi penting untuk membantu mengatasi krisis kesehatan saat ini."

"Kesepakatan yang transparan ini, yang didorong aspek kesehatan masyarakat ini adalah lisensi sukarela pertama MPP untuk teknologi medis Covid-19, dan kami berharap perjanjian Merck dengan MPP akan menjadi dorongan kuat bagi orang lain," tambah Gore.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Merck dan Ridgeback tidak akan menerima royalti selama Covid-19 dianggap sebagai keadaan darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Pembuat vaksin virus corona belum membuat kesepakatan serupa, meskipun ada tekanan dari pemerintah dan WHO.

Molnupiravir, yang sedang menunggu otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, pada awalnya dikembangkan oleh para ilmuwan di Emory University. Obat itu bekerja dengan menghalangi kemampuan virus corona untuk bereplikasi.

Jika diizinkan, obat itu akan menjadi pengobatan Covid-19 pertama dalam bentuk pil. Sampai saat ini, semua terapi yang disetujui FDA telah diberikan melalui IV atau infus, atau suntikan.



Sumber : Kompas TV/NPR National Public Radio


BERITA LAINNYA



Close Ads x