Kompas TV internasional kompas dunia

Badan Pangan PBB Memperingatkan, Jutaan Warga Afghanistan Saat Ini Terancam Mati Kelaparan

Kompas.tv - 26 Oktober 2021, 03:05 WIB
badan-pangan-pbb-memperingatkan-jutaan-warga-afghanistan-saat-ini-terancam-mati-kelaparan
Warga Afghanistan mengangkat karung gandum bantuan WFP di Kandahar, 19 Oktober 2021. Jutaan warga Afghanistan, termasuk anak-anak, bisa mati kelaparan kecuali jika ada tindakan yang bersifat sangat segera untuk menarik Afghanistan kembali dari ambang kehancuran, seorang pejabat senior PBB memperingatkan (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

DUBAI, KOMPAS.TV - Jutaan warga Afghanistan, termasuk anak-anak, bisa mati kelaparan kecuali jika ada tindakan yang bersifat sangat segera untuk menarik Afghanistan kembali dari ambang kehancuran. Seorang pejabat senior PBB memperingatkan, sekaligus menyerukan agar dana Afghanistan yang selama ini dibekukan dapat dicairkan untuk upaya kemanusiaan.

Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley seperti dilansir Straits Times, Senin (25/10/2021), mengatakan 22,8 juta orang atau lebih dari setengah dari 39 juta penduduk Afghanistan, menghadapi kerawanan pangan akut dan sedang "berbaris menuju kelaparan", dibandingkan dengan 14 juta orang yang menghadapi situasi sama hanya dua bulan lalu.

"Anak-anak akan mati. Orang-orang akan kelaparan. Keadaan akan menjadi jauh lebih buruk," kata Direktur Eksekutif WFP David Beasley di Dubai.

"Saya tidak tahu bagaimana Anda tidak memiliki jutaan orang, dan terutama anak-anak, yang sekarat pada tingkat yang kita jalani karena kurangnya dana dan runtuhnya ekonomi."

Afghanistan terjerumus ke dalam krisis bulan Agustus lalu setelah kelompok Taliban menumbangkan pemerintah yang didukung Barat, mendorong para donor menahan miliaran dolar, untuk negara yang bergantung pada bantuan.

Krisis pangan yang diperburuk oleh perubahan iklim, terjadi sangat mengerikan di Afghanistan bahkan sebelum pengambilalihan oleh Taliban, yang pemerintahannya tidak diperbolehkan mengakses aset-aset di luar negeri sementara negara-negara mencari cara untuk menghadapi dan berurusan dengan Taliban.

"Apa yang kami prediksi akan menjadi kenyataan jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan. Kabul jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan siapa pun dan ekonomi jatuh lebih cepat dari itu," kata Beasley.

Baca Juga: Bagi Petani Melarat Afghanistan, Dampak Perubahan Iklim Lebih Mengerikan daripada Perang

Sekitar satu juta anak di Afghanistan terancam mengalami kekurangan gizi akut dan meninggal pada tahun ini. Demikian diungkapkan UNICEF, Sabtu (9/10/2021). (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)

Dia mengatakan dana yang dialokasikan untuk bantuan pembangunan harus digeser menjadi bantuan kemanusiaan, seperti yang dilakukan beberapa negara, atau dana yang dibekukan boleh disalurkan melalui badan tersebut.

"Anda harus mencairkan dana ini sehingga orang dapat bertahan hidup."

Badan pangan PBB membutuhkan hingga 220 juta dollar sebulan untuk memberi makan sebagian dari 23 juta warga Afghanistan yang bahkan makin rentan saat musim dingin mendekat.

Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan, sementara Taliban tidak mampu membayar gaji kepada pegawai negeri sipil, dan masyarakat perkotaan untuk pertama kalinya menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang mirip dengan kerawanan pangan daerah pedesaan.

WFP memanfaatkan sumber dayanya sendiri untuk membantu menutupi bantuan pangan hingga Desember setelah beberapa donor gagal memenuhi janji, kata Beasley, menambahkan dengan alokasi pemerintah sudah keluar, dana bantuan di negara lain mungkin perlu dialihkan untuk Afghanistan.

Berbagai kelompok bantuan dunia mendesak negara-negara, yang prihatin dengan hak asasi manusia di bawah Taliban, untuk terlibat dengan penguasa baru demi mencegah keruntuhan yang mereka katakan dapat memicu krisis migrasi manusia serupa dengan eksodus 2015 dari Suriah yang mengguncang Eropa.

"Saya tidak berpikir para pemimpin di dunia menyadari apa yang akan terjadi," katanya, menyebutkan beberapa krisis kemanusiaan di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Tengah.

 



Sumber : Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x