Kompas TV internasional kompas dunia

AS Minta Korea Utara Hentikan Uji Coba Rudalnya, Ingin Agar Negosiasi Dilanjutkan

Kompas.tv - 24 Oktober 2021, 14:32 WIB
as-minta-korea-utara-hentikan-uji-coba-rudalnya-ingin-agar-negosiasi-dilanjutkan
Peluncuran rudal Korea Selatan yang dilakukan beberapa jam setelah uji coba dua rudal Korea Utara, Rabu (15/9/2021). (Sumber: Kementerian Pertahanan Korea Selatan Via BBC)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Diplomat senior Amerika Serikat (AS) minta agar Korea Utara segera menghentikan uji coba rudalnya.

Mereka menegaskan uji coba rudal Korea Utara itu mengkhawatirkan dan kontraproduktif, serta ingin agar negosiasi kembali dilakukan.

Pejabat AS untuk urusan Korea Utara, Sung Kim mengungkapkan hal itu, Minggu (24/10/2021), setelah melakukan pertemuan dengan pejabat Korea Selatanm.

Pertemuan itu membicarakan mengenai uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara, termasuk rudal bawah air yang diluncurkan dalam dua tahun.

Baca Juga: Mengejutkan, Gubernur di Iran Ditampar Mukanya saat Tengah Berpidato

Uji coba itu dilakukan setelah kebuntuan jangka panjang dalam diplomasi nuklir antara Washington dan Pyongyang.

“Kami minta Korea Utara untuk menghentikan provokasi ini dan aktivitas yang membuat ketidakstabilan, serta kembali melakukan dialog,” kata Kim dikutip dari Al-Jazeera.

“Kami siap bertemu dengan Korea Utara tanpa kondisi apa pun, dan kami memastikan bahwa AS tak memiliki keinginan jahat terhadap Korea Utara,” tambahnya.

Korea Utara sempat menembakkan rudal dari sebuah kapal selam, Selasa (19/10/2021), dan menjadi uji coba kelima dalam sepekan.

Baca Juga: Korea Utara Tuding Kehadiran AS Panaskan Situasi China-Taiwan

Pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan dari kapal selam tersebut berada di tahap awal pengembangan.

Uji coba rudal bawah air itu merupakan yang pertama sejak 2019 lalu, dan paling berbahaya sejak Presiden AS Joe Biden berkuasa Januari lalu.

Rudal yang ditembakkan dari kapal selam sangat sulit untuk dideteksi, dan diyakini akan memberi Korea Utara kemampuan serangan pembalasan sekunder.



Sumber : Al-Jazeera

BERITA LAINNYA



Close Ads x