Kompas TV bisnis ukm

Potensi Pasar Rp3.000 Triliun, Tanaman Hias Bisa Jadi Pendorong Ekonomi

Kompas.tv - 21 Oktober 2021, 09:20 WIB
potensi-pasar-rp3-000-triliun-tanaman-hias-bisa-jadi-pendorong-ekonomi
MenkopUKM Teten Masduki (bertopi hitam) mengunjungi pasar tanaman hias di Bogor Selatan, Jawa Barat (20/10/2021). (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

BOGOR, KOMPAS.TV- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki menyebut bisnis tanaman hias bisa menjadi salah satu pendorong ekonomi saat pandemi. Seperti pasar tanaman hias di Kota Bogor Selatan, Jawa Barat, yang menggandeng sekitar 1.000 petani yang terdampak pandemi COVID-19.

"Tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, global market value (potensi pasar) tanaman hias mencapai nilai Rp3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,01 persen," kata Teten seperti dikutip dari Antara, Kamis (21/10/2021).

Pasar itu dikelola oleh Minaqu Indonesia sebagai pengelola pasar tanaman hias terbesar di Asia Tenggara itu. Teten pun mengapresiasi Minaqu karena telah mengangkat potensi ekonomi di Jawa Barat.

Baca Juga: Ini Kriteria Frozen Food Yang Wajib Punya Izin Edar BPOM

Pasar tanaman hias itu telah bermitra dengan empat koperasi. Bahkan beberapa waktu lalu, Minaqu juga meluncurkan program kemitraan Petani Tanaman Hias Mitra Binaan CV Minaqu Indonesia bersama Bank Jabar Banten (BJB).

"Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi," ujar Teten.

Ia menjelaskan, koperasi berperan sebagai penampung, serta menjadi penjamin komoditas hasil hutan kelompok tani hutan atau offtaker pertama.

Baca Juga: Heboh UMKM Frozen Food Terancam Didenda, Pedagang Tak Punya Izin Edar Akan Dibina

Pengolahan hasil panen juga dilakukan koperasi, dan menjualnya ke pembeli, sehingga harga tidak dipermainkan pihak ketiga.

"Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk baik secara offline dan online," kata Teten.

Teten berharap koperasi-koperasi lain yang telah mengonsolidasikan lahan anggotanya, juga dapat memanfaatkan peluang dan menjalin kemitraan.



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x