Kompas TV regional agama

Akhiri Pro Kontra, MUI Usul Ganti Nama Jalan Kemal Attaturk Menjadi Jalan Muhamad Alfatih

Kompas.tv - 18 Oktober 2021, 15:19 WIB
akhiri-pro-kontra-mui-usul-ganti-nama-jalan-kemal-attaturk-menjadi-jalan-muhamad-alfatih
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Amirsyah Tambunan, ia bicara soal ganti nama Attaturk jadi Muhammad Alfatih (Sumber: Dok Humas MUI)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengusulkan penggantian nama jalan DKI yang awalnya akan diberi nama Mustafa Kemal AttatAurk  dan menjadi kontroversi di tengah masyarakat. MUI mengusulkan nama jalan Muhammad Alfatih, nama lain dari Sultan Mahmud II, untuk rencana penamaan jalan di Menteng tersebut. 

“Wacana pemberian nama Kemal Attaturk ini telah jadi perbincangan. Daripada banyak pro kontra, saya usul nama Kemal Attaturk diganti nama lain yang lebih bagus. Yaitu Muhammad Alfatih, nama lain dari Sultan Mahmud II,” papar  Amirsyah kepada KOMPAS TV, Senin (18/10/21).

Lebih lanjut, Amirsyah memaparkan bahwa penggantian nama dari Atturk ke Alfatih adalah sebuah alternatif yang lebih bagus. Alfatih menurutnya adalah sosok yang lebih legendaris dalam sejarah Ottoman (Turki).

“Alfatih adalah sosok yang sangat legendaris (dalam sejarah islam), yaitu ketika Alfatih berhasil melakukan penaklukan Konstantinopel (Byzantium, Romawi-Red),” tambahnya.

Baca Juga: Mustafa Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Jakarta, PKS dan MUI Protes Keras

Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini lantas menjelaskan, Soekarno adalah proklamator yang berjasa bagi Indonesia dan nama ini ditetapkan di Turki sebagai nama jalan.

Soekarno dan Alfatih, menurut Amirsyah, adalah nama yang lebih sepadan untuk dipersandingkan.

“Untuk itulah, sebagai negara yang menghargai jasa para pahlawannya harus mencari nama yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, dibandingkan dengan memberi nama Mustafa Kemal Attaturk yang menimbulkan kontroversi karena sekulerisasi yang dilakukannya di Turki,” tutupnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x