Kompas TV nasional politik

Anggota Komisi V: Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukan untuk Rakyat

Kompas.tv - 15 Oktober 2021, 16:19 WIB
anggota-komisi-v-pembangunan-kereta-cepat-jakarta-bandung-bukan-untuk-rakyat
Pengerjaan salah satu terowongan di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tidak semua terowongan bisa dibuat mengunakan bor, ada juga yang harus menggunakan teknik peledakan (belasting) sehingga membuat biaya bengkak. (Sumber: KCIC)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi V DPR RI Hamid Noor Yasin menyatakan, pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung ternyata bukan untuk rakyat.

Politikus PKS itu menilai, proyek itu hanya untuk mempertaruhkan kredibilitas pemerintah, sehingga harus menyuntikkan APBN agar pembangunannya tidak mangkrak.

”Sejak awal, kami di Fraksi PKS telah menolak, walaupun pemerintah menjanjikan projek ini tidak akan menggunakan APBN,” kata Hamid dalam keterangan tertulis, Jumat (15/10/2021). 

Baca Juga: Stafsus Erick Thohir Sebut Pernyataan Faisal Basri soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hoaks

Menurut dia, mobilitas Jakarta-Bandung masih terakomodir dengan moda transportasi yang ada sekarang. Oleh sebab itu, pembangunan itu dinilai akan sia-sia dan menghambur-hamburkan APBN.

”Karena saat ini, sedang fokus berjuang melawan pandemi Covid-19 dan memulihkan ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, nampak dari permasalahan yang membelit projek kereta api cepat saat ini. Di mana konsorsium Indonesia, kekurangan setoran modal karena arus kas yang berdarah-darah akibat pandemi.

Di sisi lain, terjadi pembengkakan kebutuhan anggaran dari perkiraan awal sekitar Rp 86 triliun sekarang menjadi sekitar Rp 114 triliun, akibat adanya penyesuaian desain dan geografis.

Ia menyebut, permasalahan ini tentunya hanya dapat terjadi karena perencanaan yang tidak matang, sehingga butuh banyak penyesuaian yang berakibat membengkaknya biaya hingga hampir 30 persen.

Baca Juga: 5 Fakta Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Disebut Faisal Basri Tak Akan Balik Modal Sampai Kiamat

Tak hanya itu, prediksi saat operasional, nantinya ada kekhawatiran kereta api cepat itu sepi peminat. Sebab tarifnya tidak berpihak pada kemampuan rakyat. 

"Tarif termurah sekitar Rp300 ribu dengan waktu tempuh 45 menit. Tarif ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan tiket KA reguler yang hanya Rp90 ribu- Rp125 ribu, atau dibandingkan dengan moda lainnya seperti bus dan travel yang hanya Rp 65 ribu-Rp110 ribu, dengan waktu tempuh yang tidak berbeda jauh," kata dia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x