Kompas TV internasional kompas dunia

Enam Orang Tewas Dalam Baku Tembak di Beirut

Kompas.tv - 15 Oktober 2021, 06:49 WIB
enam-orang-tewas-dalam-baku-tembak-di-beirut
Tentara Lebanon dikerahkan untuk mengendalikan baku tembak di Beirut, Kamis, 14 Oktober 2021. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

BEIRUT, KOMPAS.TV – Baku tembak dengan senjata berat terjadi di Beirut, Lebanon, Kamis (14/10/2021). Sedikitnya enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam pertempuran jalanan paling kejam yang terjadi di Libanon dalam beberapa tahun terakhir ini.

Baku tembak terjadi selama beberapa jam, kemudian ambulan datang untuk mengambil para korban. Para penembak jitu ditempatkan di beberapa gedung dan peluru terlihat melubangi jendela apartemen di lokasi kejadian. Sekolah dievakuasi dan penduduk bersembunyi di tempat penampungan.

Tidak jelas siapa yang memulai penembakan, namun seperti dikutip dari The Associated Press, baku tembak terjadi tak lama setelah adanya deminstrasi yang diselenggarakan oleh Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya. 

Demontrasi dilakukan untuk memprotes Hakim Tarek Bitar yang memimpin penyelidikan atas ledakan besar di pelabuhan Beirut tahun lalu. 

Baca Juga: Listrik Lebanon Menyala Lagi Usai Mati Lampu 24 Jam Berkat Dana Pinjaman

Hizbullah dan sekutunya menuduh hakim telah tebang pilih dalam menyelidiki kasus ini, dimana saksi yang diinterogasi sebagian besar merupakan sekutu Hizbullah.

Ketegangan atas ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut tahun lalu, telah berkontribusi pada banyak masalah Lebanon seperti keruntuhan mata uang, hiperinflasi, melonjaknya kemiskinan, dan krisis energi yang menyebabkan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Pejabat dari kedua partai Syiah, termasuk pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, menuduh penyelidik telah mempolitisasi kasus ini. 

Penyelidikan berpusat pada ratusan ton amonium nitrat yang tidak disimpan dengan benar di gudang pelabuhan yang diledakkan pada 4 Agustus 2020. Ledakan itu menewaskan sedikitnya 215 orang dan melukai ribuan orang lainnya. 

Peristiwa itu merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah dan semakin menghancurkan negara yang sudah dilanda perpecahan politik dan krisis keuangan.

Bitar adalah hakim kedua yang memimpin investigasi rumit tersebut. Pendahulunya telah disingkirkan karena banyaknya tantangan dalam menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Ledakan Beirut, 16 Orang Petugas Pelabuhan dan Bea Cukai Ditahan

Pada hari Kamis, sesaat sebelum protes terjadi, pengadilan banding menolak permintaan untuk mencopot Bitar dari jabatannya sebagai Hakim yang diajukan oleh dua anggota parlemen yang menjadi terdakwa dalam kasus tersebut. Kedua anggota parlemen merupakan sekutu Hizbullah.

Seruan untuk mencopot hakim itu membuat marah banyak warga yang menganggap tindakan ini sebagai intervensi terhadap peradilan.

Palang Merah Lebanon mengatakan sedikitnya 30 orang terluka. Salah satu korban tewas merupakan seorang ibu yang memiliki lima anak, yang tewas setelah terkena tembakan di kepala. Hizbullah mengatakan pihaknya merencanakan pemakaman untuk wanita itu dan dua pejuangnya pada hari Jumat. 

Empat proyektil juga jatuh di dekat sekolah swasta Prancis, Freres of Furn el Chebbak, yang menyebabkan kepanikan. Para siswa kemudian berkerumun di koridor tengah dan siswa harus bergumul di antara asap dan melihat tembakan tanpa henti.

Penembakan mereda sekitar empat jam kemudian, setelah pasukan tentara dikerahkan.



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x