Kompas TV nasional sosok

Meneladani Kisah Jenderal Hoegeng: Jawaban untuk Kondisi Kepolisian Masa Kini?

Kompas.tv - 14 Oktober 2021, 21:50 WIB
meneladani-kisah-jenderal-hoegeng-jawaban-untuk-kondisi-kepolisian-masa-kini
Kepala Polri (1968-1971) Jenderal (Pol) Hoegeng Imam Santoso. (Sumber: Kompas.id/Istimewa)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di saat kepercayaan publik terhadap polisi sebagai penegak hukum mulai tergerus, menengok kembali sosok Jenderal Hoegeng diyakini mampu mengobatinya.

Hoegeng Iman Santoso, hingga detik ini, masih menjadi wujud panutan bagi lembaga kepolisian di Indonesia karena sarat akan karakteristik yang sederhana, antisuap, namun tetap kuat.

Bahkan, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah menyebut Jenderal Hoegeng sebagai salah satu dari tiga polisi yang tak bisa disuap.

Melansir Harian Kompas, 1 September 2006, Gus Dur menyebutkan bahwa tiga polisi yang paling jujur di Indonesia adalah polisi tidur, patung polisi, serta Jenderal Hoegeng.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 14 Juli: Revolusi Prancis Dimulai hingga Jenderal Purn Hoegeng Wafat

Gurauan sekaligus wejangan tersebut disampaikan oleh Gus Dur dalam sebuah diskusi bertajuk Dekonstruksi dan Revitalisasi Keindonesiaan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Kamis (31/8/2006).

Dengan demikian, dapat dilihat betapa besarnya reputasi dan tak perlu diragukan lagi sepak terjang mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) pada tahun 1968-1971 tersebut.

Jika ditarik lagi ke belakang, nyatanya memang banyak sekali sikap maupun keputusan dari Jenderal Hoegeng yang patut diteladani, khususnya oleh polisi-polisi masa kini.

Tekad Kuat yang Bermula dari Cita-Cita Masa Kecil

Hoegeng, anak Kepala Jaksa Karesidenan Pekalongan Sukarjo yang sedari kecil sudah berminat untuk menjadi seorang polisi.

Cita-cita tersebut bermula dari kekagumannya terhadap Kepala Polisi Jakarta Raya Ating Natadikusuma yang gemar menolong rakyat kecil.

"Sejak kecil, saya selalu mengagumi polisi. Saya melihat mereka sebagai pahlawan yang bisa membantu rakyat kecil," kata Hoegeng, dikutip dari buku Memoar: Senarai Kiprah Sejarah.

Demi meraih impiannya itu, Hoegeng pun mencurahkan seluruh usaha dan tekadnya dalam mengikuti setiap ujian kepilosian pada saat ini, semasa kependudukan Jepang.

Hasilnya, setelah menjalani latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943), Hoegeng lantas mendapat tugas pertamanya di Sukabumi lalu dikirim lagi ke Semarang.

Baca Juga: Ini Hasil Rontgen Faris, Mahasiswa yang Dibanting Polisi hingga Kejang-Kejang

Integritas Tinggi, Tak Tergoyahkan oleh Segala Godaan

Ketika diberi amanah menjadi Kepala Direktorat Reskrim Kantor Polisi Sumatera Utara (1956), banyak tantangan dan ujian berat yang dihadapi Hoegeng.

Sejak awal kedatangannya di Medan saja, Hoegeng mendapatkan sambutan yang begitu "manis" dari para cukong di sana. Mereka bahkan teleh menyiapkan sebuah rumah dan mobil untuk Hoegeng.

"Namun, Hoegeng menolak dan memilih tinggal di hotel sebelum mendapat rumah dinas," tulis sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam dalam Kompas edisi 1 Juli 2004.

Belum menyerah, para cukong tadi mencoba kembali mengambil hati Hoegeng dengan mengisi penuh rumah dinasnya dengan segala macam perabot rumah tangga.

Sudah tidak tahan dengan ulah para cukong itu, Hoegeng pun mengultimatum agar barang-barang itu diambil kembali oleh pemberi.

Melihat si pemberi tetap bergeming, dengan segera Hoegeng mengeluarkan semua perabot tersebut dan meninggalkannya di pinggir jalan.

Selain itu, istri Hoegeng, Merry juga sempat diisukan menjadi sasaran penyogokan lewat pemberian cincin berlian dari seorang keturunan India.

Hoegeng yang mengetahui hal tersebut, langsung mencari orang India yang bersangkutan. Akan tetapi, orang itu mengaku tak mengenal Merry setelah keduanya dipertemukan.

Dari beberapa kisah antikorupsi tersebut, pamor Hoegeng sebagai seorang polisi yang memiliki integritas tinggi pun semakin menyebar luas.

Baca Juga: 5 Fakta Terkini Mahasiswa Dibanting Polisi, Kejang-kejang hingga Aparat Berpotensi Langgar HAM

Mendedikasikan Diri dalam Setiap Kasus



Sumber : Kompas TV

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.