Kompas TV regional peristiwa

Proyek Waduk Lambo, Warga: Kami Minta Pak Jokowi Tarik Semua Aparat, Hidup Mati Kami Sudah di Sini!

Kompas.tv - 14 Oktober 2021, 19:23 WIB
proyek-waduk-lambo-warga-kami-minta-pak-jokowi-tarik-semua-aparat-hidup-mati-kami-sudah-di-sini
Saat mana-mana di Desa Rendu Butowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, NTT, adu mulut dengan aparat di gerbang masuk lokasi, Rabu (13/10/2021). (Sumber: Kompas.com/Nansianus Taris)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

NAGEKEO, KOMPAS.TV - Rencana proyek pembangunan Waduk Lambo di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendapat penolakan dari masyarakat adat Desa Rendu Butowe, Kecamatan Asesa Selatan, Kabupaten Nagekeo.

Penolakan tersebut ditunjukkan oleh masyarakat, terutama kaum ibu, dengan menjaga pintu gerbang masuk menuju lokasi yang akan dijadikan tempat pembangunan waduk.

Baca Juga: Razia Tambang Emas Ilegal di Kawasan Waduk Riam Kanan, Polhut Kalsel Beri Peringatan ke Empat Pelaku

Saban hari, belasan ibu-ibu sengaja berdiri tegak di gerbang masuk. Tujuannya untuk mengadang petugas Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II dan polisi yang hendak melakukan pengukuran.

Aksi pengadangan oleh ibu-ibu tersebut terjadi pada Rabu (13/10/2021). Dengan suara lantang, mereka melarang petugas dan aparat kepolisian memasuki area lokasi yang akan dijadikan waduk.

Saat melakukan pengadangan, salah seorang ibu bernama Hermina Mawa secara terang-terangan meminta agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menarik aparat keamanan dan petugas Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II.

Baca Juga: Setelah Pidato Jokowi soal Pinjol, Polisi Gerebek Pinjol Ilegal dengan 56 Karyawan

"Kami minta Pak Jokowi tarik semua aparat keamanan dan petugas BWS dari lokasi," kata Hermina dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/10/2021).

Hermina menegaskan, sampai kapan pun dirinya dan masyarakat adat Desa Rendu Butowe tetap menolak pembangunan Waduk Lembo.

"Sampai kapan pun kami tetap menolak waduk ini menenggelamkan tanah ulayat. Hidup dan mati kami sudah di sini," ucap Hermina.

"Tidak boleh ukur. Ini tanah ulayat kami. Kami tidak mau tanah ini hancur dan tenggelam," teriak ibu-ibu tersebut di hadapan aparat kepolisian yang hendak masuk lokasi.

Baca Juga: Jokowi Akan Resmikan Sejumlah Infrastruktur di NTT, Ini Daftarnya

Selanjutnya, ibu-ibu yang melakukan pengadangan meminta aparat keamanan untuk pergi dari tanah ulayat mereka.



Sumber : Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x