Kompas TV nasional sapa indonesia

Dewan Pakar IAKMI: Negara Lain Melihat Risiko Covid-19 di Bali Masih Tinggi

Kompas.tv - 13 Oktober 2021, 22:08 WIB
dewan-pakar-iakmi-negara-lain-melihat-risiko-covid-19-di-bali-masih-tinggi
Dewan Pakar IAKMI, Hermawan Saputra, menyebut negara lain melihat bahwa risiko penyebaran Covid-19 di Bali masih cukup tinggi. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Negara lain melihat bahwa risiko penyebaran Covid-19 di Bali masih cukup tinggi.

Hal itu disampaikan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, dalam Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (13/10/2021).

Hermawan menjelaskan hal itu terkait rencana pembukaan pintu masuk wisatawan mancanegara dan pembukaan penerbangan internasional ke Bali.

“Tetapi bahwa negara lain melihat risiko di Bali masih cukup tinggi, itu memang menjadi wajar dan memang seharusnya kita berharap agar vaksinasi itu bisa optimal 100 persen,” ucapnya.

Hermawan mengatakan, ada dua sisi yang harus diperhatikan dalam rencana pembukaan penerbangan internasional tersebut.

Pertama, dari sisi persiapan kita selaku penyambut bila ada wisatawan dari mancanegara. Dari segi persiapan di dalam negeri, kita  bisa saja optimis dengan ketatnya peraturan yang diterapkan.

Tetapi, jika melihat dari posisi negara lain memandang Indonesia, terutama di Bali sebagai destinasi internasional, harus dipertimbangkan kasus kumulatif Covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Bersiap Terima Wisatawan Mancanegara

Kasus kumulatif di Bali disebutnya sekitar 113 ribuan. Jika dibandingkan dengan populasi penduduk Bali yang mencapai 4,32 juta jiwa, itu hanya sekitar 2,6 persen.

“Artinya orang yang sudah terpapar Covid baru 2,6 persen dari penduduk Bali,” ucapnya.

Jika melihat dari perspektif luar, jumlah tersebut merupakan sebuah risiko besar dalam satu kawasan.

Bahkan, jika mengacu pada data yang diberikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, bahwa persentasse vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Bali sudah mencapai 99 persen dan 83 persen untuk dosis kedua. Sebab, ada problem pada sektor lansia yang cukup lambat.

“Jadi kerentanan ini membuat perseimbangan dari perjalanan wisata itu boleh jadi tidak sesederhana yang kita kalkulasi, termasuk penerapan protokol kesehatan. Mudah-mudahan ini bisa kita kawal, kita implementasikan dengan baik,” katanya.

Jika selama ini kita memiliki konsep herd immunity atau kekebalan komunal akan terjadi ketika 70 persen populasi sudah terproteksi, maka khusus untuk di Bali, diharapkan seluruh stake holder di Bali tervaksinasi 100 persen.

Dia juga mengingatkan bahwa 100 persen sekalipun warga telah divaksinasi, itu bukan berarti 100 persen terlindung dari paparan covid.

Baca Juga: Daftar Pintu Masuk WNA ke RI, Penerbangan Internasional Bali Dibuka 14 Oktober



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.