Kompas TV olahraga kompas sport

Pesepak Bola Inggris Ancam Tuntut Industri Statistik Sepakbola

Kompas.tv - 13 Oktober 2021, 19:41 WIB
pesepak-bola-inggris-ancam-tuntut-industri-statistik-sepakbola
Ilustrasi presentasi data statistik oleh perusahaan statistik sepakbola di situsweb FBREF. (Sumber: Tangkapan layar FBREF)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV - Ratusan pesepak bola Inggris mengancam akan menempuh tindakan hukum terhadap industri statistik yang merekam data performa mereka. Gugatan ini disebut berpotensi mengubah industri statistik sepak bola.

Kelompok pesepak bola itu dipimpin oleh pelatih yang telah memimpin lusinan klub di berbagai divisi Liga Inggris, Russel Slade. Pelatih berusia 60 tahun ini pernah menukangi berbagai klub mulai Yeovil Town hingga Coventry City.

Slade mengaku ada 850 pemain yang menuntut kompensasi atas perdagangan data performa mereka selama enam tahun terakhir.

Para pesepak bola juga menuntut biaya tahunan jika ingin merekam data mereka. Kelompok ini mengaku telah menyurati 17 firma data-statistik terkait tuduhan penyalahgunaan data.

Baca Juga: Bukan Cuma Kalah Skor, MU Kalah Segalanya dari Young Boys Secara Statistik

Slade dan kelompoknya ingin jaminan pendapatan dari penggunaan data mereka. 

Biaya ini tidak signifikan bagi pesepak bola divisi atas seperti Premier League dan EFL Championship. Namun, bagi pesepak bola di divisi bawah, biaya data dapat bermanfaat.

“Saya tidak berbicara soal pemain Premier League atau bahkan Championship. Terdapat sekitar 7.000 keping informasi tentang seorang individu di divisi liga papan bawah,” kata Slade kepada BBC.

“Terdapat perusahaan yang mengambil data dan memprosesnya tanpa persetujuan dari pemain,” imbuhnya.

Industri data statistik sepak bola berkembang beberapa tahun belakangan. Keping data yang dikumpulkan pun semakin bervariasi seiring perkembangan analisis sepak bola. 

Perusahaan statistik merekam data fisikal seperti tinggi badan, detail performa seperti umpan per pertandingan, hingga permodelan canggih seperti proyeksi gol per tembakan.

Argumen Slade dan tim hukumnya adalah penggunaan data mereka yang tanpa persetujuan menyalahi aturan General Data Protection Regulation (GDPR).

“Ini bertujuan untuk membuat sepak bola, dan olahraga lainnya, sadar akan implikasinya dan apa yang perlu diubah,” kata Slade.

Baca Juga: Kabur dari Taliban, 35 Pemain Sepak Bola Perempuan Afghanistan Akhirnya Ditampung Inggris

 



Sumber : BBC

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.