LONDON, KOMPAS.TV - Jumlah lowongan pekerjaan di Inggris meningkat hingga hampir 1,2 juta dan memecahkan rekor. Angka tersebut kembali menegaskan Inggris sedang mengalami kekurangan tenaga kerja yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Kantor Statistik Nasional Inggris, Selasa (12/10/2021), menyebutkan terjadi kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor termasuk sektor perhotelan dan transportasi.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak selama beberapa pekan akibat kurangnya jumlah pengemudi truk tangki di negara itu.
Institut untuk Kajian Ketenagakerjaan (The Institute for Employment Studies/IES) memperkirakan Inggris kekurangan 900.000 tenaga kerja.
Angka tersebut berasal dari perbandingan antara jumlah orang yang ada di pasar tenaga kerja saat ini dan jumlah yang seharusnya berdasarkan tren sebelum terjadinya pandemi.
“Ini sebagian besar disebabkan oleh menurunnya partisipasi warga tua dan muda, serta kesenjangan ketenagakerjaan yang terus melebar untuk penyandang disabilitas dan mereka yang memiliki masalah kesehatan,” kata Direktur IES Tony Wilson.
Baca Juga: Kelangkaan BBM Masih Terjadi, Inggris Pertimbangkan Pengerahan Militer untuk Salurkan Bahan Bakar
Meski terjadi kekurangan tenaga kerja, Kantor Statistik Nasional mengatakan, jumlah pekerja di Inggris meningkat menjadi 29,2 juta pada September lalu, seiring pemulihan ekonomi menyusul pencabutan pembatasan-pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Dana Moneter Internasional (IMF), Selasa, memprediksi perekonomian Inggris akan tumbuh sebesar 6,8 persen pada tahun ini, lebih tinggi dari negara-negara industri anggota kelompok G-7 lainnya, dan 5 persen pada tahun depan.
Itu artinya, pada tahun depan, perekonomian Inggris akan mampu menebus kerugian 9,8 persen yang terjadi sepanjang tahun 2020 akibat pandemi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.