Kompas TV kolom olahraga

Pangeran Mohammed bin Salman: Sang Juru Selamat Newcastle United

Kompas.tv - 12 Oktober 2021, 10:21 WIB
pangeran-mohammed-bin-salman-sang-juru-selamat-newcastle-united
Newcastle United resmi milik putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (Sumber: Newcastle United)
Penulis : Zaki Amrullah

Oleh: Anton Alifandi, WNI Tinggal di London

Dibanding mahakarya Leonardo da Vinci, harga Newcastle United ternyata murah.

Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada tahun 2017 membeli lukisan da Vinci berjudul Salvator Mundi, yang menggambarkan Yesus sebagai juru selamat dunia, dengan harga $450 juta(Rp 6.4 triliun).

Setelah melalui proses empat tahun, MBS cuma merogoh $415 juta untuk membeli Newcastle United 7 Oktober lalu.

Meski barangkali biaya itu cuma uang receh bagi penguasa de facto Arab Saudi ini, bagi the Toon Army, julukan untuk pendukung Newcastle United, pembelian itu tak ternilai harganya.

Kerumunan spontan ribuan orang diluar Stadion St James’ Park membuktikan mayoritas pendukung Newcastle melihat kehadiran MBS sebagai titik terang dari kegelapan 14 tahun kepemilikan miliarder Inggris Mike Ashley.

Di luar kota itu, terutama di kalangan non-sepakbola, kepemilikan MBS atas Newcasle lewat lembaga keuangan Saudi bernama Public Investment Fund(PIF), membuat dahi berkerut.

Di Inggris, nama MBS sinonim dengan pembunuhan keji wartawan Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul Turki  pada tahun 2018. Pada tahun 2021, Pemerintah Amerika Serikat menyimpulkan bahwa MBS adalah dalang pembunuhan itu, kesimpulan yang dibantah MBS.

Oleh sebab itu berbagai kelompok hak asasi manusia tak suka dengan keputusan Premier League untuk akhirnya membolehkan konsortium yang dipimpin PIF membeli Newcastle.

Mereka menuduh MBS melakukan sportwashing dengan membeli Newcastle, seperti organisasi kriminal melakukan money laundering untuk membersihkan uang haram. Di mata mereka, MBS mencuci citra buruk pemerintah Saudi dengan membeli klub sepakbola.

Tentu itu tafsir yang negatif atas sepak terjang MBS. Dia juga berusaha menyeret Arab Saudi ke abad ke-21 dengan melonggarkan tatanan sosial dan membangun kota futuristik bernama Neom di tepi Laut Merah.  

MBS Bukan yang Pertama

Langkah MBS membeli klub sepakbola sebagai kendaraan public relations negara Timur Tengah sudah ada presedennya.

Penguasa Qatar membeli Paris St Germain pada tahun 2011, sedangkan penguasa Uni Emirat Arab membeli Manchester City pada tahun 2008.

Para pendukung Newcastle sering menuduh Ashley terlalu pelit sebagai pemilik. Ashley membela diri bahwa dia tak mau dan tak mungkin bersaing dengan klub yang didukung dengan dana tak terbatas oleh sebuah negara.

Soal kepantasan seseorang menjadi pemilik klub Premier League, juga bukan baru sekarang diangkat

Ketika Roman Abramovich membeli Chelsea pada tahun 2003, seorang anggota parlemen yang juga pendukung Chelsea, Tony Banks, meminta pemerintah Inggris mengkaji apakah Abramovich seseorang yang fit and proper untuk mengelola Chelsea, dengan melihat sumber kekayaannya di Rusia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x