Kompas TV nasional sosok

Gus Yahya Setuju Dicalonkan Ketum PBNU, Begini Profilnya yang Gemar Safari ke Tokoh Agama Dunia

Kompas.tv - 11 Oktober 2021, 14:31 WIB
gus-yahya-setuju-dicalonkan-ketum-pbnu-begini-profilnya-yang-gemar-safari-ke-tokoh-agama-dunia
Gus Yahya saat bersama Paus Franciscus, ia memang sosok yang gemar safari ke tokoh dunia untuk bicara perdamaian (Sumber: Dokumentasia resmi NU/nu.or.id)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dikabarkan sudah setuju untuk maju sebagai salah satu calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam perhelatan Muktamar NU akhir 2021 nanti. Lalu, siapakah sosok yang biasa disapa Gus Yahya ini?

Gus Yahya lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur. Beliau juga mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. Panggilan ‘Gus’ setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren.

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU. Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri. Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus. Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi.

Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). Sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong  ini pada 2018-2019 diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.

Baca Juga: Gus Yahya dan Said Aqil Dinilai Layak Jadi Ketum PBNU, Siapa Bakal Dipilih oleh Para Nahdliyin?

Gus Yahya sendiri sedari kecil belajar di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah. Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Meniru Gus Dur, Gemar Bersafari ke Tokoh Agama  Agama

Salah satu yang menonjol dari Gus Yahya adalah kegemarannya untuk menjumpai tokoh-tokoh dunia. Ia beralasan, silaturrahim itu memberi tahu publik internasional tentang konsep Islam yang kerap disalahpahami seperti bahwa islam itu agama teror, islam itu identik dengan kekerasan, islam itu memusuhi agama-agama lain dan seterusnya.

Nama Gus Yahya membetot pandangan publik tatkala ia menghadiri undangan dari American Jewish Committee (AJ) dan berbicara tentang resolusi konflik antar agama. Ia pun kerap berjumpa dengan beberapa tokoh agama seperti Paus Franciscus.

Selain itu, ia banyak sekali mengkader ulama-ulama dan aktivis di Nahdlatul Ulama. Kegemarannya untuk silaturrahim ini tak pelak membuat banyak orang teringat sosok Gus Dur yang juga gemar safari dan berjumpa banyak orang untuk bicara perdamaian.  

Gus Yahya pun di publik internasional terkenal sebagai representasi islam yang moderat. Konsep Rahmah yang ia gaungkan di publik internasional pun belakangan diperbincangkan sebagai alternatif bentuk Islam yang lebih membumi dan lebih cocok untuk mengatasi islamophobia yang sedang melanda publik internasional. 

“Upaya saya ini mengajak perdamaian dunia agar jadi konsensul sosial. Setiap orang, setiap agama, mau perdamaian,” ujarnya.

Baca Juga: Soal Potensi Rivalitas Menuju Ketum PBNU, Pengamat: NU bukan Organisasi Politik atau Parpol

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x