Kompas TV regional peristiwa

Heboh Puluhan Remaja di Garut Dibaiat NII, Ridwan Kamil Buka Suara

Kompas.tv - 11 Oktober 2021, 06:53 WIB
heboh-puluhan-remaja-di-garut-dibaiat-nii-ridwan-kamil-buka-suara
Merespon dugaan puluhan remaja yang dibaiat NII di Garut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, tidak ada tempat untuk paham yang bertentangan dengan ideologi negara.  (Sumber: Dok. Humas Pemprov Jabar)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, tidak ada tempat bagi paham-paham radikal yang bertentangan dengan ideologi negara di Bumi Pertiwi.

Gubernur Jabar yang sering disapa Kang Emil itu mengatakan, setiap warga Indonesia wajib menganut paham Pancasila. Demikian disampaikan Kang Emil dalam merespons dugaan dibaiatnya puluhan warga Garut oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
 
"Indonesia ini, Jawa Barat ini selalu kita jaga sebagai provinsi Pancasila. Tidak boleh ada komunis di Jawa Barat, tidak boleh ada khilafah di Jawa Barat kita provinsi Pancasila," kata Ridwan Kamil di Hotel Preanger, Bandung, Minggu (10/11/2021).

Lebih lanjut, Ridwan Kamil menyatakan bahwa dalam perjalanan penghayatan Pancasila, ada segelintir orang yang berusaha membelokan ideologi bangsa.

"Selalu ada upaya membelokkan nilai ideologi pasti. Kita lawan fenomena-fenomena ini, kita tindaklanjuti, kita berantas sampai ke akar-akarnya. Pemuda Jabar dan pemuda Indonesia harus yang Pancasilais," ucapnya.

Baca Juga: Isu NII di Garut, Ridwan Kamil: Tak Boleh Ada Radikalisme di Jawa Barat

Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua remaja di Sukamenteri, Garut, Jawa Barat melapor ke pihak berwajib karena menemukan anaknya melakukan perilaku menyimpang setelah mengikuti kegiatan Negara Islam Indonesia (NII).

Diketahui ada 59 remaja dengan rentang usia 15-20 tahun telah terpapar paham radikalisme NII.

"Kebetulan anak saya ikut dalam kelompok pengajian itu, cuma yang jadi permasalahan, jadi ada penyimpangan-penyimpangan di pengajian tersebut, mengkafirkan seseorang di luar kelompok mereka. Makanya saya di sini, selaku orang tua anak, merasa resah,” kata Muklis, salah satu orang tua remaja tersebut kepada KOMPAS TV.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) hingga Kodim sedang mendalami kasus tersebut.

“Saat ini masih dilakukan pendalaman secara kolaboratif, kemudian melibatkan juga unsur dari MUI, termasuk KPAI, dari Kesbangpol, P2TP2A,” kata Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono seperti dikutip dari tayangan Sapa Indonesia Akhir Pekan KOMPAS TV, Sabtu (9/10/2021).

“Ini masih dalam pendalaman kami, apakah memang ini adalah terpapar terhadap aliran-aliran intoleransi dan radikalisme, sehingga tentunya harus betul-betul pasti dulu, kira-kira seperti apa,” ujarnya.

Tak hanya itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri juga ikut turun tangan untuk menyelidiki informasi lebih lanjut terkait kasus dugaan pembaiatan oleh kelompok NII.

“Kita sudah monitor kejadian ini dan sedang mengumpulkan informasi lebih detail,” ucap Kepala Bagian (Kabag) Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar, Kamis (7/10/2021).

Baca Juga: 59 Remaja di Garut Dibaiat Masuk NII, Mengapa Remaja Jadi Target Radikalisme?



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x