Kompas TV internasional kompas dunia

Abdul Qadeer Khan, Bapak Bom Nuklir Pakistan Meninggal Dunia

Kompas.tv - 10 Oktober 2021, 20:51 WIB
abdul-qadeer-khan-bapak-bom-nuklir-pakistan-meninggal-dunia
Ribuan warga Pakistan menghadiri pemakaman Abdul Qadeer Khan di Islamabad, Minggu (10/10/2021). (Sumber: Anjum Naveed/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Tokoh kontroversial Abdul Qadeer Khan meninggal di Islamabad, Pakistan pada Minggu (10/10/2021). Sosok yang dijuluki Bapak Bom Nuklir Pakistan itu meninggal setelah terpapar Covid-19 pada usia 85 tahun.

Khan merupakan ilmuwan yang merintis jalan Pakistan sebagai negara bersenjata nuklir pada 1970-an. Ia menggagas bom nuklir Pakistan setelah pulang dari Belanda, di mana ia bekerja di sebuah fasilitas riset nuklir.

Khan mengusulkan kepada perdana menteri Pakistan dulu, Zulfikar Ali Bhutto, untuk merintis pengembangan senjata nuklir. Pengembangan senjata pemusnah massal itu diyakini bisa membantu Pakistan menyaingi kekuatan militer India.

Pada 1970-an, kedaulatan Pakistan diterpa sejumlah masalah. Mereka kehilangan Pakistan Timur yang merdeka jadi Bangladesh. Pakistan juga kalah dalam perang 13 hari yang membuat 90.000 tentaranya ditawan India.

Baca Juga: Mengaku sebagai Nabi Terakhir setelah Muhammad, Perempuan Pakistan Dihukum Mati

Untuk mengatasi kemunduran militer, PM Bhutto segera menyetujui usulan Khan.

“Kita (warga Pakistan) akan makan rumput atau kelaparan, tetapi yang penting kita bisa memiliki (bom nuklir) sendiri,” kata Bhutto yang ambisius menyambut rencana senjata nuklir.

Perkembangan tersebut membuat persaingan senjata nuklir antara Pakistan dan India tak terelakkan. Melansir almanak Atomic Archive, Pakistan dan India kemudian enam kali mengujicoba ledakan bom nuklir.

Program nuklir Pakistan dan keterlibatan Khan memantik kontroversi. Fasilitas nuklir Belanda tempatnya bekerja dulu menuduh Khan mencuri teknologi uranium dari fasilitas tersebut.

Amerika Serikat pun menuduh Khan membocorkan teknologi bom nuklir kepada Iran dan Korea Utara.

Terlepas dari kontroversinya, lulusan program doktoral bidang teknik metalurgi dari Universitas Katolik Leuven, Belgia ini dipuja masyarakat Pakistan.

Associated Press melaporkan, ribuan warga Pakistan menghadiri upacara pemakamannya di Masjid Faisal, Islamabad, Minggu (10/10). Pakistan pun mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormatinya.

Baca Juga: Sejarah Ledakan Nuklir di Dunia: AS Sumbang Bom Terbanyak, Korut Anak Baru Paling Aktif


 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x