Kompas TV regional agama

MUI Jelaskan Kronologi Kenapa Kelompok Radikal Bisa Susupi BUMN, Lembaga Negara hingga ASN

Kompas.tv - 9 Oktober 2021, 16:29 WIB
mui-jelaskan-kronologi-kenapa-kelompok-radikal-bisa-susupi-bumn-lembaga-negara-hingga-asn
Gus Najih saaat menjelaskan kronologi kelompok radikal bisa menyusupi lembaga negara. (Sumber: ANTARA/HO-BNPT)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dr. Najih Ramadhan dari Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) menjelaskan tentang kelompok radikal yang saat ini dianggap mulai menyusupi berbagai lembaga dan para apatur negara, termasuk di dalamnya ASN, TNI dan Polri.

Menurutnya, infiltrasi ini sudah pada level berbahaya. Ia mencontohkan negara Mesir sebagai salah satu negara yang mengalami hal serupa terlebih dahulu.

"Ini sangat membahayakan ketika aparatur kita khususnya TNI/Polri sudah teradikalisasi. Ini sangat membahayakan dan kasus ini sudah banyak terjadi di banyak negara, salah satunya di Mesir," paparnya seperti dikutip Antara.

Faktor lain, menurut pria yang kerap disapa Gus Najih ini adalah faktor kesengajaan pola rekrutmen kelompok ini yang mulai, dalam istilah Najih, menyasar unsur kekuatan negara (tholabun nusrah).

Mereka dengan sengaja juga masuk menjadi bagian dari unsur kekuatan negara. Tujuannya jelas, kata Najih, untuk menginfiltrasi negara dari dalam.

Baca Juga: Kepala BNPT Sebut Kelompok Terorisme Senang Merekrut anak-anak Muda

Lebih lanjut Gus Najih yang lama belajar Islam di Suriah itu menjelaskan, para kelompok yang melakukan infiltrasi ke lembaga negara ini pada dasarnya anti negara. Tetapi faktanya, mereka justru masuk ke dalam lembaga menjadi aparatur sipil negara (ASN).

"Karena mereka menganggap bahwa ini adalah cara untuk menginfiltrasi negara dari dalam," kata pria yang meraih gelar doktoral Pengkajian Islam bidang Tafsir Hadis dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Lalu apa solusi yang bisa dilakukan?

Gus Najih juga mengingatkan kelompok moderat di Indonesia untuk turut serta ikut masuk di dalam lembaga dan aparatur negara ini. Ia merasa, kelompok moderat ini salah satu solusi untuk mengatasi masalah radikalisasi di lembaga negara.

Kelompok moderat paling besar di Indonesia lewat organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama menurutnya harus lebih giat lagi berdakwah di kementerian-kementerian, lembaga-lembaga negara dan di perusahaan-perusahaan BUMN.

"Karena saat ini kelompok moderat itu terlalu pasif dalam mengisi kegiatan keagamaan di instansi atau lembaga negara. Di samping itu, kelompok moderat ini perlu juga berdakwah di sosial media," tambahnya. 

Baca Juga: 59 Remaja di Garut Dibaiat Masuk NII, Mengapa Remaja Jadi Target Radikalisme?

Menurut pria yang pernah menjabat Sekjen Ikatan Alumni Syam Indonesia (Aisyami) ini, peran aktif kelompok moderat krusial untuk menghadapi infiltrasi kelompok radikal yang menurutnya sudah sudah masuk ke dalam semua lini, termasuk ASN, pegawai badan usaha milik negara (BUMN), TNI maupun Polri.

"Solusinya adalah, yang pertama kelompok moderat harus aktif untuk berdakwah di kementerian-kementerian dan di perusahaan-perusahaan BUMN. Yang kedua adalah kementerian-kementerian dan perusahaan BUMN perlu membuat saluran-saluran kegiatan rohani dari dalam kementerian atau BUMN agar supaya unsur-unsur luar ini tidak masuk ke dalam,” kata dia pula.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x