Kompas TV regional agama

Muncul Bursa Ketum PBNU Lewat Survei, Netizen NU: Salah Kaprah

Kompas.tv - 9 Oktober 2021, 14:49 WIB
muncul-bursa-ketum-pbnu-lewat-survei-netizen-nu-salah-kaprah
Nama Said Aqil Siradj muncul lagi dalam nama-nama calon Ketua Umum PBNU dalam sebuah survei. (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Survei yang dikeluarkan Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) menyebutkan beberapa nama yang muncul dan mendapatkan dukungan tinggi sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada gelaran Muktamar NU akhir tahun ini. Beberapa nama yang muncul itu antara lain KH Marzuki Mustamar, Gus Baha, KH Hasan Mutawakil hingga petahana Said Aqil Siradj.

Survei tersebut menjadi pro dan kontra di media sosial. Hal itu lantaran muncul pertanyaan kecil, memangnya bisa ya ketua umum organisasi Islam yang lahir sejak 1926 lalu bisa dicetuskan lewat survei?

Baca Juga: Gus Yahya dan Said Aqil Dinilai Layak Jadi Ketum PBNU, Siapa Bakal Dipilih oleh Para Nahdliyin?

Pro-kontra di antara warga NU yang aktif di media sosial atau biasa disebut netizen NU pun menyeruak ke publik. Banyak juga yang justru memandang miring perilisan survei Indostrategic itu.

Salah seorang Netizen NU, Zuhairi Misrawi misalnya, dengan terang-terangan mengatakan survei tentang bursa calon Ketum PBNU itu salah kaprah.

Baca Juga: Muktamar Akhir 2021, Berikut Sederet Nama yang Dijagokan Sebagai Calon Ketum PBNU

Dalam sebuah cuitan di Twitter yang dilihat KOMPAS.TV, alumnus Al-Azhar Mesir itu tampak sebal sambil menjelaskan bahwa mekanisme pemilihan Ketum PBNU itu dilakukan lewat Pengurus Wilayah dan Cabang.

“Survey itu salah kaprah, pemilihan ketum PBNU itu melalui pengurus wilayah dan cabang, bukan warga NU,” tuturnya lewat akun @zuhairimisrawi.

Zuhairi yang kerap dikenal sebagai intelektual muda NU itu mengingatkan publik agar tidak menjadikan Muktamar NU itu layaknya proses politik.

“Tolong jangan jadikan NU layaknya pilpres dan Pilkada. NU itu berkumpulnya ulama, bukan romli (rombongan liar-red),” ujarnya.

Survei Indostrategic ini digelar pada 23 Maret-5 April 2021. Survei dilakukan dengan melibatkan 1.200 responden, dengan margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dilansir dari Kompas, Indostrategic saat ini tengah dalam proses pengajuan sebagai anggota perhimpuan survei publik (Persepi). Lembaga itu juga baru mendapat SK dari akta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhukham).

Lantas, siapa yang mendanai survei calon Ketum PBNU yang dilakukan Indostrategic ini?

Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menjelaskan, pendanaan survei berasal dari pelbagai klien.

“Indostrategic melakukan survei nasional untuk keperluan update diagnosis peta kekuatan politik pilpres dan pileg 2024 mendatang,” tuturnya.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.