Kompas TV nasional peristiwa

Jokowi Disebut Gagal Semua Hal, Burhanuddin: Rocky Gerung Terlalu Mendramatisir

Kompas.tv - 8 Oktober 2021, 20:57 WIB
jokowi-disebut-gagal-semua-hal-burhanuddin-rocky-gerung-terlalu-mendramatisir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai Rocky Gerung terlalu mendramatisir dengan menyebut Presiden Joko Widodo gagal di semua hal.

Demikian Burhanuddin merespons pernyataan Rocky Gerung yang tidak sepakat dengan pernyataan Profesor Nasional University of Singapore, Kishore Mahbubani yang menyebut Jokowi jenius.

“Kalau gagal semua hal menurut saya Rocky Gerung juga terlalu mendramatisasi,” kata Burhanuddin Muhtadi di Kompas TV, Jumat (8/10/2021).

Burhanuddin mengaku ingin lebih proporsional melihat beberapa tulisan Mahbubani terkait Jokowi. Menurutnya, apa yang disampaikan Mahbubani melalui tulisannya memiliki dasar empirik.

“Misalnya soal panjang tol itu dia merujuk pada riset yang dilakukan oleh seorang ahli mengenai infrastruktur, kemudian mengenai polarisasi yang turun pasca dia menarik Pak Prabowo dan Pak Sandi dalam Kabinet itu juga ada dasarnya,” ujarnya.

Baca Juga: Rocky Gerung soal Jokowi Jenius: Harusnya Kishore Mahbubani Bikin Riset

“Jadi polarisasi tidak separah di Amerika Serikat, itu dasar empiriknya jelas.”

Lebih lanjut, Burhanuddin juga menyampaikan kritiknya pada tulisan Mahbubani yang menurutnya terlalu fokus developmentalisme.

Sehingga yang diangkat dalam tulisannya soal Jokowi itu lebih pada pembangunan infrastruktur.

“Jadi sedikit sekali yang dia, bahkan nyaris tidak ada perhatian atau kritik Mahbubani terkait dengan isu demokrasi, isu terkait dengan pemberantasan korupsi yang merosot pada masa pemerintahan Pak Jokowi, isu terkait dengan proteksi hak asasi manusia itu nggak ada dalam tulisan Mahbubani,” jelas Burhanuddin.

Burhanuddin memahami kenapa Mahbubani hanya fokus pada pembangunan. Menurutnya, itu dikarenakan Mahbubani menganggap isu-isu demokrasi dan HAM bukan sebagai isu krusial.

“Pada titik itu, itu menjadi kekuatan Pak Jokowi, developmentalisme adalah sesuatu yang membuat seorang Mahbubani jatuh cinta kepada seorang Jokowi,” katanya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x