Kompas TV internasional kompas dunia

Imigran Asal Tanzania Menangkan Nobel Sastra 2021

Kompas.tv - 8 Oktober 2021, 04:47 WIB
imigran-asal-tanzania-menangkan-nobel-sastra-2021
Abdulrazak Gurnah, pemenang Nobel Sastra 2021, ketika berada di halaman rumahnya di Canterbury, Inggris, Kamis, 7 Oktober 2021. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

STOCKHOLM, KOMPAS.TV — Penulis asal Tanzania yang kini bermukim di Inggris, Abdulrazak Gurnah, dinobatkan sebagai pemenang Nobel Sastra, Kamis (7/10/2021).

Gurnah, 72, merupakan seorang imigran yang mengungsi ke Inggris pada usia 18 tahun.

Gurnah mengatakan, tema migrasi dan pengungsian yang dieksplorasi dalam novel-novelnya saat ini lebih mendesak saat ini, dibandingkan ketika dia memulai karir menulisnya dulu.

Terutama karena saat ini dunia menghadapi fenomena pengungsian besar-besaran dari Suriah, Afghanistan dan sekitarnya.

"Skalanya berbeda," katanya.

“Apa yang membuatnya berbeda, saya pikir adalah cara orang mempertaruhkan nyawa mereka. Orang-orang mempertaruhkan hidup mereka (untuk berpindah) dari Haiti ke Amerika Serikat beberapa dekade yang lalu, dan itu mengerikan,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Menang Nobel Fisika, Ini Tanggapan Ilmuwan Italia Giorgio Parisi

Namun dalam beberapa tahun terakhir, menurutnya sejumlah besar pencari suaka yang melintasi Mediterania atau Sahara telah mengalami skala kengerian yang berbeda.

Dia berharap novelnya dapat membantu orang-orang di negara-negara kaya memahami kemanusiaan dari para migran.

"Apa yang bisa dilakukan fiksi adalah mengisi kekosongan," katanya.

"Dan sebenarnya fiksi memungkinkan orang untuk melihat bahwa, pada kenyataannya, itu adalah cerita rumit yang dihaluskan oleh kebohongan dan distorsi yang terdengar tinggi, menjadi budaya populer yang mengharuskan mereka untuk mengabaikan apa yang tidak ingin mereka dengar."

Gurnah lahir pada tahun 1948 di pulau Zanzibar, yang saat ini menjadi bagian dari Tanzania.

Ia pindah ke Inggris pada akhir 1960-an, untuk melarikan diri dari rezim represif yang menganiaya komunitas muslim Arab, yang merupakan komunitas tempat dia berasal.

Dia mengatakan, dirinya mulai menulis karena 'tersandung'.

Menulis adalah caranya untuk mengeksplorasi kehilangan dan mengekspresikan pengalamannya sebagai emigran.

Gurnah menulis 10 novel, di antaranya adalah 'Memory of Departure', 'Pilgrims Way', 'Paradise', 'By the Sea', 'Desertion' dan 'Afterlives'.



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.