Kompas TV nasional wawancara

Wisma Yasoo Disulap Jadi Satriamandala, Eks Ajudan Bung Karno: Ketidakjujuran pada Sejarah

Kompas.tv - 4 Oktober 2021, 23:37 WIB
Penulis : Natasha Ancely

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di kanal YouTube Didi Mahardika, cucu presiden pertama Republik Indonesia Soekarno secara mengejutkan menyatakan penyebab kematian Soekarno karena dibunuh.

Sebelumnya, pernyataan dari cucu Soekrano, Didi Mahardika muncul dalam channel YouTube V Entertainment.id saat berbincang dengan host channel tersebut.

Baca Juga: Cucu Sebut Soekarno Dibunuh di Wisma Yasoo, Sejarawan: Beliau Tidak Dirawat Sebagaimana Mestinya

Dalam wawancara Didi memberikan pernyataan bahwa Bung Karno dibunuh di Wisma Yasoo.

"Aku tambahin dikit, Mas, tidak hanya diasingkan, tapi di situlah bapak kita, Bapak Bangsa, Bapak Proklamator kita, yang memperjuangkan kita semua, dibunuh di situ, dibunuh, iya, harus banyak yang tahu," kata Didi dalam wawancaranya.

Mantan ajudan Soekarno, Sidarto Danusubroto membeberkan kesaksian pada tahun-tahun terakhir Sang Proklamator hidup dalam tahanan di Wisma Yaso. Ia menyebut, Soekarno sakit tanpa mendapat perawatan memadai.

Sidarto menjadi ajudan Soekarno sepanjang satu tahun lebih sejak 6 Februari 1967 pasca Supersemar yang kontroversial. Ia ditarik dari tugas itu pada Mei 1968.

Selain itu Cucu Bung Karno, Didi menyebut Museum Satriamandala adalah Wisma Yasoo, tempat terakhir Bung Karno. Menurut Didi, Wisma Yasoo coba ditutup-tutupi dengan mengubah nama tempat itu menjadi Museum Satriamandala.

Sejalan dengan cucu Bung Karno, Sidarto menegaskan “Saya sayangkan Wisma Yasoo disulap jadi Satriamandala betul-betul suatu ketidakjujuran kita pada sejarah.”

Menurut Sidarto, keadaan Bung Karno di Wisama Yasoo merupakan suatu pembiaran, tidak dirawat dengan proper hingga kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal.

Sejarawan senior Asvi Warman Adam menyetujui hal tersebut, karena ada resep obat untuk Bung Karno namun tidak ditebus, dan tidak ada yang bisa menjawab kenapa obat-obat itu tidak dibeli.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x