Kompas TV nasional wawancara

Cucu Sebut Soekarno Dibunuh di Wisma Yasoo, Sejarawan: Beliau Tidak Dirawat Sebagaimana Mestinya

Kompas.tv - 4 Oktober 2021, 22:38 WIB
Penulis : Natasha Ancely

JAKARTA, KOMPAS.TV - Misteri penyebab kematian Presiden RI pertama Soekarno kembali terungkap ke publik setelah cucunya mengungkap penyebab kematian sang proklamator dalam perbincangan di kanal YouTube.

Di kanal YouTube Didi Mahardika, cucu presiden pertama Republik Indonesia Soekarno secara mengejutkan menyatakan penyebab kematian Soekarno karena dibunuh.

Namun sejumlah sejarawan tetap meyakini sang proklamator meninggal dunia karena sakit.

Sebelumnya, pernyataan dari cucu Soekrano, Didi Mahardika muncul dalam channel YouTube V Entertainment.id saat berbincang dengan host channel tersebut.

Dalam wawancara Didi memberikan pernyataan bahwa Bung Karno dibunuh di Wisma Yasoo.

"Aku tambahin dikit, Mas, tidak hanya diasingkan, tapi di situlah bapak kita, Bapak Bangsa, Bapak Proklamator kita, yang memperjuangkan kita semua, dibunuh di situ, dibunuh, iya, harus banyak yang tahu," kata Didi dalam wawancaranya.

Selain itu didi juga menyebut, Museum Satriamandala adalah Wisma Yasoo, tempat terakhir Bung Karno.

Namun menurut Didi, Wisma Yasoo coba ditutup-tutupi dengan mengubah nama tempat itu menjadi Museum Satriamandala.

Baca Juga: Resmikan Patung Soekarno, Megawati: di Masa Orde Baru, Bung Karno Tidak Diceritakan secara Benar

Sementara itu, mantan ajudan Soekarno, Sidarto Danusubroto membeberkan kesaksian pada tahun-tahun terakhir Sang Proklamator hidup dalam tahanan di Wisma Yaso. Ia menyebut, Soekarno sakit tanpa mendapat perawatan memadai.

Sidarto menjadi ajudan Soekarno sepanjang satu tahun lebih sejak 6 Februari 1967 pasca Supersemar yang kontroversial. Ia ditarik dari tugas itu pada Mei 1968.

“Pada saat bulan-bulan terakhir mendampingi beliau, kondisi kesehatan Bung Karno memang mulai memburuk. Dan saya sampaikan pada Kapolri waktu itu bahwa yang diperlukan Bung Karno saat itu adalah dokter yang merawat, bukan ajudan lagi,” ujar Sidarto.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x