Kompas TV nasional wawancara

Ironi Kemiskinan Manusia Silver, Butuh Uluran Bantuan

Kompas.tv - 2 Oktober 2021, 10:49 WIB
Penulis : Luthfan

KOMPAS.TV - Mereka yang mengecat kulitnya berwarna perak atau silver kini sedang menjadi sorotan. Manusia silver adalah warga atau bahkan masih anak-anak di bawah umur mengecat kulitnya berwarna abu-abu berkilau.

Petugas pun terpaksa, menertibkan para manusia silver ini. Seperti di Lampung, petugas Satpol PP menemukan beberapa anak menjadi manusia silver untuk mengemis di sejumlah perlintasan kendaraan.

Petugas pun menggiring mereka ke Dinas Sosial Kota Bandar Lampung untuk dibina. Ke depannya Satpol PP bersama kepolisian akan mengusut dugaan adanya eksploitasi anak sebagai manusia silver.

Masih dari Bandar Lampung. Seorang pemuda mengaku terpaksa menjadi manusia silver pengemis, karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarga.

Sebut saja Budi. Setiap hari Budi rela melumuri badannya dengan cat berwarna perak atau silver. Bersama rekannya yang berasal dari Serang, Budi mengemis ke pengendara saat lampu merah lalu lintas.

Budi dan rekannya sesama putus sekolah menjadi manusia berlumur cat abu-abu berkilau sejak beberapa bulan lalu. Meski mengaku pendapatan tak menentu.

Tak hanya kedua pemuda itu menjadi manusia silver juga terpaksa dijalani oleh pensiunan polisi yang videonya sempat viral setelah ditangkap Satpol PP di Semarang Jawa Tengah.

Pada akhirnya, purnawirawan polisi tersebut mendapat bantuan bahan pokok dari Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah. Ia pun dijanjikan memperoleh pekerjaan sebagai petugas keamanan.

Di tangerang selatan, bukan anak-anak, bukan pemuda atau orang dewasa. Ini adalah seorang bayi yang dipaksa mengemis dan badannya dilumuri cat berwarna perak. Bayi silver ini dibawa seseorang untuk mengemis dan sempat viral di media sosial. Petugas pun membawa mereka ke Balai Rehabilitasi Anak Kementerian Sosial.

Apakah ini pertanda bahwa kesenjangan sosial dan kemiskinan semakin besar akhir-akhir ini? Para pejabat dan pihak berwenang pun, hendaknya lebih ''turun gunung'' melihat kondisi rakyat yang sengsara. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x