Kompas TV nasional politik

Politikus PKB Imbau Jenderal Gatot dan Letjen Dudung Ngopi Bareng untuk Redakan Ketegangan

Kompas.tv - 1 Oktober 2021, 13:53 WIB
politikus-pkb-imbau-jenderal-gatot-dan-letjen-dudung-ngopi-bareng-untuk-redakan-ketegangan
Kolase mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Pangkostrad Letjen Dudu Abdurrachman (Sumber: TribunManado)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman, akhir-akhir ini kerap beradu argumen di sebuah pernyataan media. 

Awalnya, Gatot menuduh kalau TNI sudah disusupi ideologi komunis setelah dia mendapatkan informasi kalau Patung Jenderal (Purn) Soeharto di markas Kostrad, Gambir, telah dibongkar. 

Baca Juga: Kisah Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrahman, "Dendam" pada Tentara Mengantarkannya Jadi Perwira

Tak lama berselang, Dudung langsung membalas pernyataan dari seniornya tersebut. Jenderal bintang tiga itu menyatakan bahwa itu adalah tuduhan yang keji. Sebab, pemindahan patung Soeharto itu merupakan permintaan dari mantan Pangkostrad Letjen AY Nasution. 

Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengimbau agar keduanya untuk duduk bareng dengan sajian kopi hangat di meja agar bisa melakukan pembicaraan empat mata dengan tensi yang santai. 

"Pak Gatot dan Pak Dudung sesama satria sapta marga perlu duduk ngopi bareng," kata Daniel kepada Kompas TV, Jumat (1/10/2021). 

Terkait pernyataan Gatot yang mempertanyakan patung Soeharto lebih sedikit ketimbang patung Soekarno, ia menilai itu sebaiknya ditampung sebagai sebuah masukan dari seorang mantan Panglima TNI untuk dipikirkan lebih lanjut oleh negara. 

"Kita hormat kepada segenap Presiden termasuk Bung Karno dan Pak Harto, tapi karena Sukarno-Hatta adalah juga proklamator Republik Indonesia sehingga memiliki kekhususan dan tidak bisa dibandingkan," ujarnya. 

Baca Juga: Letjen Dudung dan Panglima Hadi Tjahjanto Bantah Tudingan Gatot Nurmantyo

Ia berharap polemik ini tak perlu diperpanjang, karena keduanya itu merupakan perwira tinggi TNI yang seharusnya bisa membuat institusi tersebut semakin solid dalam mengantisipasi ancaman dari negara lain. 

"Apa yang dirasakan Pak Gatot anggap saja sebagai masukan, apalagi sesama jenderal penegak sapta marga, apalagi kita selalu membutuhkan institusi TNI yang solid, satria, dan terdepan dalam melindungi rakyat bangsa dan negara, hal ini yang harus selalu diwujudkan," kata dia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x