Kompas TV nasional kesehatan

Ini Perbedaan Antibodi dari ASI Ibu Penyintas Covid-19 dengan Hasil Vaksinasi

Kompas.tv - 29 September 2021, 05:30 WIB
ini-perbedaan-antibodi-dari-asi-ibu-penyintas-covid-19-dengan-hasil-vaksinasi
Ilustrasi ibu menyusui (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Ibu menyusui yang menjadi penyintas Covid-19 menghasilkan antibodi penetral virus di dalam air susu (ASI). Namun antibodi yang dihasilkan berbeda dengan yang diperoleh dari vaksinasi.

Dilansir Kompas.com, Selasa (28/9/2021), hal itu merupakan hasil penelitian terbaru yang melibatkan 75 wanita menyusui penyintas Covid-19.

Antibodi yang dihasilkan tersebut efektif untuk melindungi bayinya dari berbagai penyakit, termasuk infeksi Covid-19.

Bukan hanya melindungi dari berbagai penyakit, antibodi tersebut juga bermanfaat menekan tingkat keparahan jika terinfeksi virus Corona.

Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa 88 persen sampel ASI dari 75 wanita penyintas Covid-19 tersebut memiliki antibodi Secretory Immunoglobulin A (IgA).

Baca Juga: Jangan Khawatir, Ibu Menyusui Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 jika Penuhi 5 Syarat Ini

Antibodi jenis itu berbeda dengan antibodi yang diperoleh melalui vaksinasi, meskipun memiliki manfaat yang sama baik. Jenis antibodi IgA  bermanfaat menetralkan tingkat keparahan gejala Covid-19.

Sementara, antibodi Imunoglobulin G (IgG) dapat ditemukan mendominasi dalam darah dan dipicu oleh vaksinasi, meskipun beberapa di antaranya juga disekresikan ke dalam ASI.

Antibodi IgA yang menempel pada lapisan saluran pernapasan dan usus bayi, berguna membantu menghalangi virus dan bakteri memasuki tubuh kita.

“Artinya, jika Anda terus menyusui, Anda masih memberikan antibodi itu dalam ASI,” ujar Dr Rebecca Powell, pakar kesehatan rumah sakit Mount Sinai di New York yang memimpin penelitian tersebut. 

Antibodi tersebut juga diyakini dapat digunakan untuk mengobati orang dewasa yang mengalami infeksi Covid-19 parah.

Cara penggunaanya, misalnya dengan mengekstraksi antibodi IgA dari ASI untuk diberikan kepada penderita Covid-19.

“Cara ini bisa menjadi terapi yang luar biasa, karena IgA Sekretori dimaksudkan berada di area mukosa ini, seperti lapisan saluran pernapasan, dan bertahan dan berfungsi dengan sangat baik di sana,” kata Powell.

Baca Juga: Pakar: Ibu Menyusui Tetap Aman Berikan ASI Saat Positif Covid-19 Selama Patuh Protokol Kesehatan

Dia menambahkan, metode ini dapat diterapkan pada perawatan tipe nebuliser yang banyak diberikan pada pasien Covid-19.

Biasanya, perawatan nebuliser dilakukan pada pasien dengan gejala yang parah namun belum layak dirawat di ICU.

Hasil lain dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa ibu penyintas Covid-19, dapat menghasilkan ASI yang mengandung antibodi hingga 10 bulan.



Sumber : Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x