Kompas TV nasional politik

PKS Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Penerapan Sekolah Tatap Muka

Kompas.tv - 28 September 2021, 15:51 WIB
pks-minta-pemerintah-antisipasi-lonjakan-kasus-covid-19-akibat-penerapan-sekolah-tatap-muka
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani dalam interupsinya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang V Tahun Sidang 2020-2021 di Ruang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021). (Sumber: dpr.go.id)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Iman Firdaus

 

JAKARTA, KOMPAS TV – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah segera melakukan langkah antisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah diterapkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah. Hal ini menyusul adanya laporan peningkatan penyebaran virus corona setelah adanya PTM. 

“Berdasarkan data di lapangan, mulai terjadi kasus hingga klaster Covid-19 di beberapa sekolah setelah penerapan PTM terbatas. Pemerintah harus segera lakukan langkah antisipasi agar kasus Covid-19 pada anak tidak  terus meningkat,” kata Netty dalam keterangan tertulis, Selasa (28/09/2021).

Baca Juga: Antisipasi Klaster Covid-19, Pelajar Jalani Rapid Tes di Sekolah

Wakil Ketua Fraksi PKS itu menyebut, dirinya pernah mendapatkan kabar adanya desakan dari organisasi guru yang tergabung dalam Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), meminta pemerintah untuk menunda pelaksanaan PTM.

“Pemerintah seharusnya mempertimbangkan masukan dari organisasi pendidik sebelum memutuskan penerapan PTM. Jangan menutup mata dan telinga dari pertimbangan mereka yang memahami betul kondisi lapangan," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan data 23 September 2021, vaksinasi anak usia 12-17 tahun dari target 26 juta, baru mencapai 12,79 persen untuk dosis pertama dan 8,84 persen untuk dosis kedua. 

"Realisasi vaksinasi bagi anak 12 hingga 17 tahun masih rendah. Artinya, masih banyak anak yang datang ke sekolah dalam kondisi belum divaksin,” katanya.

Menurut dia, masih banyak sekolah yang belum memenuhi standar kesiapan belajar. 

"Masih banyak sekolah yang belum memenuhi aspek kesiapan PTM,  seperti, ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan pemetaan warga sekolah. Baru 59 persen sekolah yang mengisi daftar periksa kesiapan PTM,” kata dia.

Hingga saat ini, kata Netty,  dengan jumlah terinfeksi mencapai 4.209.403  dan meninggal 141.585 orang, WHO masih menempatkan Indonesia sebagai negara yang harus waspada pandemi.  

“Saat ini mobilitas masyarakat makin tinggi, transportasi publik makin padat, mall dan pusat perbelanjaan juga makin ramai. Bahkan anak-anak di bawah 12 tahun pun sekarang sudah dibolehkan memasuki mall dan pusat perbelanjaan. Kondisi seperti ini rawan memicu penularan," ujarnya.

Baca Juga: Protokol Kesehatan Diperketat Cegah Klaster Sekolah

Oleh karena itu, Netty mengingatkan pemerintah agar mengkaji ulang kebijakan PTM terbatas dan bolehnya anak-anak memasuki mal.

"Antisipasi suasana  euforia masyarakat  karena turunnya level PPKM di sejumlah daerah. Lakukan upaya maksimal agar tidak membuka ruang bagi  munculnya gelombang ketiga. Apalagi varian baru juga sedang mengintai masuk. Jangan buat kebijakan yang membuat kita menuai panen Covid-19," ujarnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x