Kompas TV internasional kompas dunia

Dulu Ada Tujuh Sopir Taksi Wanita di Rabat Maroko, Kini Tinggal Satu

Kompas.tv - 28 September 2021, 02:05 WIB
dulu-ada-tujuh-sopir-taksi-wanita-di-rabat-maroko-kini-tinggal-satu
Karima, seorang sopir taksi wanita, tersenyum di dekat kendaraannya di Casablanca, Maroko, 22 Juli 2005. (Sumber: ABDELHAK SENNA/AFP via Getty Images)
Penulis : Edy A. Putra | Editor : Hariyanto Kurniawan

RABAT, KOMPAS.TV – Souad Hdidou menjadi satu-satunya sopir taksi wanita di Rabat, ibu kota Maroko. Dulu, ada tujuh pengemudi taksi wanita di kota tersebut, namun kini hanya tinggal Hdidou seorang.

“Ibu-ibu mempercayaiku untuk menjemput anak-anak mereka di sekolah saat mereka sibuk,” ujar Hdidou seperti dilansir Middle East Monitor, Senin (27/9/2021).

“Aku juga menerima panggilan untuk menjemput kaum perempuan di malam hari karena mereka merasa lebih nyaman denganku,” sambungnya.

Hdidou, 33, mengawali kariernya sebagai pengemudi truk setelah berhenti sekolah dan bekerja di sebuah perusahaan distributor ikan.

Kemudian dia memutuskan untuk berhenti dan memilih menjadi sopir taksi karena penghasilannya lebih besar dan lebih bebas.

“Aku tipe orang yang suka tantangan,” katanya.

Hdidou mengendarai sedan berwarna biru. Kendaraan itu tampak bersih berkilau dan harum. Sebuah jimat berbentuk hati dengan ayat-ayat suci tergantung di kaca spion dalam.

Baca Juga: China Larang Tayangan "Ultraman Tiga" karena Dianggap Terlalu Kasar, Netizen Kecewa

Dulu, tutur Hdidou, selain dirinya ada tujuh pengemudi wanita berlisensi di Rabat. Sayangnya, mereka semua berhenti bekerja dan hanya menyisakan Hdidou.

Sebagai sopir taksi perempuan, Hdidou mengaku beberapa kali mengalami pelecehan seksual dalam bentuk rayuan.

“Kami butuh lebih banyak sopir taksi perempuan,” ungkap Nouhila Asah, seorang wanita yang menjadi langganan Hdidou.

Dia mengatakan, dia bisa berbicara lebih bebas lewat telepon dengan Hdidou, sesuatu yang tidak bisa dilakukannya dengan sopir taksi laki-laki.

Bekerja sebagai pengemudi taksi di Maroko, kata Hdidou, tidaklah mudah. Sebagian besar sopir taksi tidak memiliki akses menuju asuransi kesehatan dan jaminan hari tua.

Surat izin operasi taksi pun mahal. Akibatnya, banyak sopir taksi yang “menyewa” dari orang-orang kaya yang memiliki koneksi.

Hdidou mengatakan biaya sewa izin dan pengeluaran untuk operasional mencapai 70 persen dari pendapatan bulanannya.

Tapi Hdidou memiliki impian lainnya.

“Harapanku adalah bekerja untuk perusahaan transportasi internasional… Saat ini aku sedang dalam proses mendapatkan surat izin mengemudi lainnya. Inilah kehidupan seorang Souad,” katanya disusul gelak tawa.

Baca Juga: Wow! Internet di 16 Distrik di India Diputus saat Ujian Guru, Diduga agar Tak ada yang Menyontek

 



Sumber : Kompas TV/Middle East Monitor

BERITA LAINNYA



Close Ads x