Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Ada yang akan Bicara Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB di New York

Kompas.tv - 26 September 2021, 05:30 WIB
tak-ada-yang-akan-bicara-wakili-myanmar-di-sidang-majelis-umum-pbb-di-new-york
Foto arsip tertanggal 17 Desember 2019, menampilkan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, saat berbicara di konferensi pers dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan. (Sumber: AP PHOTO/AUNG SHINE OO)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Gading Persada

NEW YORK, KOMPAS.TV – Perdebatan antara penguasa militer Myanmar dengan pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi tentang siapa yang seharusnya mewakili negara itu di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum terpecahkan.

Tapi yang jelas, kedua pihak tampaknya sama-sama tak akan berbicara pada sidang tahunan para pemimpin dunia itu.

Melansir Associated Press, Myanmar dijadwalkan menjadi salah satu pembicara akhir pada pertemuan yang digelar selama 6 hari itu pada Senin (27/9/2021) sore.

Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan Jumat (24/9/2021), “Pada titik ini, Myanmar tak akan berbicara.”

Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin menyatakan, dia telah menunjuk Aung Thurein yang telah pensiun dari militer tahun ini setelah 26 tahun, sebagai duta besar Myanmar untuk PBB.

Hal ini dinyatakan Lwin dalam suratnya pada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Juli lalu.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tidak Kasih Akses Penuh, Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Belum Bisa Bertugas

Dalam surat penyerta, Lwin mengatakan bahwa Kyaw Moe Tun, duta besar Myanmar untuk PBB yang diakui, “telah diberhentikan pada 27 Februari 2021 karena menyalahgunakan tugas dan mandatnya”.

Beberapa pekan setelah kudeta militer, dalam pidato dramatisnya di pertemuan Majelis Umum tentang Myanmar pada 26 Februari silam, Tun menyerukan “tindakan sekuat mungkin dari komunitas internasional” untuk memulihkan demokrasi di negara itu.

Dia juga mendesak semua negara untuk mengecam keras kudeta, menolak mengakui rezim militer, dan meminta para pemimpin militer untuk menghormati pemilihan November 2020 yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x