Pengamat: PDIP Beruntung Punya Kader Seperti Ganjar

SEMARANG, KOMPAS.TV - Pengamat politik dari Undip Semarang, Teguh Yuwono menilai, pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai upaya pendisiplinan terhadap kader partai. Namun sanksi dinilai berlebihan dan cukup teguran, karena Ganjar sendiri tidak hadir dalam deklarasi dukungan tersebut.

Pengamat politik dari Undip saat ditemui di ruang kerjanya menyatakan, yang melakukan deklarasi dukungan adalah warga atau relawan diluar PDIP, sehingga sanksi tidak diperlukan. Sebagai upaya untuk pendisiplinan terhadap kader partai, cukup diberi peringatan. Apalagi Ganjar Pranowo tidak hadir dalam deklarasi tersebut.

Teguh justru menilai seharusnya PDIP merasa diuntungkan karena memiliki sosok menonjol seperti Ganjar, karena banyak parpol yang justru kesulitan untuk memunculkan figur yang bisa diusung di Pilpres 2024 mendatang. Internal PDIP diminta untuk bersikap santai karena keputusan akhir berada di tangan ketua umum sebagai mana amanat kongres PDIP.

"Pak Ganjar tau persis bagaimana arah-arahnya. Dan saya lihat Pak Ganjar santai-santai saja, tenang-tenang saja menghadapi ini. Jadi kalo menurut saya, justru ini keuntungan bagi PDIP. Ketika partai lain kesulitan mencari figur, di PDIP sudah muncul ya ada Ganjar, ada Puan, ada bupati wali kota yang dari PDIP yang cukup terkenal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, ini harusnya disyukuri. Kalo menurut saya, sebaiknya pak sekjen  mensyukuri ini, diberi peringatan saja tidak perlu diberi sanksi. Saya kira kalo sampai pada sanksi-sanksi macem-macem nanti malah bisa menimbulkan distrust, ketidakpercayaan politik-politik kepada PDIP," kata Teguh Yuwono.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan PDIP  akan memberi sanksi disiplin bagi kader yang menyebutkan atau disebutkan akan menjadi capres atau cawapres 2024.

Menurut Hasto partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner mengingat urusan presiden dan wakil presiden harus melalui pertimbangan yang matang.

#ganjarpranowo #hastokristiyanto #pdip