Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Peternak Ayam di Blitar Masih Keluhkan Harga Telur yang Makin Terjun Bebas

Kompas.tv - 21 September 2021, 10:08 WIB
peternak-ayam-di-blitar-masih-keluhkan-harga-telur-yang-makin-terjun-bebas
Ilustrasi - Pekerja menata telur yang baru selesai dipanen disalah satu sentra peternakan ayam petelur di Blitar, Jawa Timur. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti

BLITAR, KOMPAS.TV –  Peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan harga telur ayam yang semakin turun menjadi hanya Rp 13.800 per kilogram. Harga tersebut tidak sebanding dengan biaya perawatan.

Harga terlur yang terus mengalamai penurunan ini dibayangi pula dengan harga pakan yang masih mahal. Sekitar Rp 6.600 per kilogram untuk pakan jadi.

Sementara, untuk jagung harganya masih Rp 6.000 per kilogram. Padahal, harga jagung sesuai peraturan Kementerian Perdagangan seharusnya Rp 4.500 per kilogram.

Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar Sukarman menyampaikan, Harga Pokok Penjuaan (HPP) telur idealnya adalah Rp 20.500 per kilogram. Namun, karena harga saat ini sekitar Rp 14 ribu per kilogram dari kandang, otomatis peternak mengalami kerugian sekitar Rp 6.500 per kilogram.

"Hari ini harga telur ayam Rp 13.800 per kilogram dari kandang. Kemarin Rp 14.200 per kilogram," katanya, Senin (20/9/2021), dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, turunnya harga telur ayam ini sudah terjadi sejak awal pandemi Covid-19. Kebijakan PPKM juga membuat harga telur ayam semakin turun.

“Produksi telur ayam tetap, tetapi barang tidak bisa leluasa dikirim ke luar kota,” kata Sukarman.

Baca Juga: Usai Terima Keluhan Peternak Terkait Harga Telur Anjlok, Pemerintah Siapkan Skema Subsidi Pakan

Sebelum pandemi Covid-19, per hari pengiriman bisa hingga mencapai 450 ton. Sekarang, karena ada PPKM jumlah pengiriman itu pun menurun drastis. Contohnya di Jakarta, program pangan murah dihentikan sementara, sehingga permintaan telur pun turun.

Menurut Sukarman, secara garis besar, masalah yang saat ini terjadi salah satunya akibat pandemi yang menyebabkan lalu lintas manusia dikurangi. Akhirnya, berdampak pada harga telur turun sementara produksi tetap.

“Pakan bahan bakunya impor, selama pandemi juga naik. Dengan demikian, ternak alami kesulitan, ditambah PPKM beberapa bulan terakhir itu lebih parah lagi," ujarnya.

Diketahui, Kabupaten Blitar adalah salah satu penghasil telur ayam dari sentra peternakan ayam yang cukup besar.

Telur-telur ini selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dikirim hingga berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Bahkan, telur ayam asal Blitar juga sebagai salah satu penyokong kebutuhan telur nasional.

Disamoing itu, Sukarman  juga mengugkapkan, saat ini banyak peternak yang gulung tikar. Dari sekitar 4.500 peternak di Kabupaten Blitar, ada sekitar 20 persen yang gulung tikar.

Sebelumnya, pihaknya juga sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah peternak lain. Ia cukup lega, karena Presiden mau bertemu dengan para peternak dan memberikan solusi bagi sektor peternakan di masa pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Suroto Kaget Dapat Bantuan Khusus 20 Ton Jagung dari Jokowi

 



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x